Total Pageviews

Thursday, October 27, 2011

Wagub Rencanakan Jalan Tol

Menghubungkan Empat Kabupaten
BANJARMASIN-Kalsel bakal mempunyai jalan tol baru yang akan menghubungkan empat kabupate/kota sekaligus, yaitu Banjarmasin, Banjar, Banjarbaru, dan Tanah Laut. Rencananya di akhir 2011 ini akan diadakan pra survei untuk mengkaji bagaimana nantinya jalan tol ini dibangun. “Rencananya akhir 2012 ini akan ada pra survei untuk mengkaji rencana pembangunan jalan tol yang akan menghubungkan empat kabupaten/kota ini. Bukan hanya itu, nantinya juga akan disambung ke arah Hulu Sungai,” ungkap Wakil Gubernur Kalsel, Rudy Resnawan (26/10) siang. Setelah dilakukan pra survei, di tahun 2012 akan dilaksanakan possibility study untuk menentukan kelayakan lahan dan rancangan jalan tol itu sendiri. Menurutnya, dengan adanya jalan tol tersebut, akan membantu kelancaran transportasi bagi masyarakat Kalsel. Yang dampaknya nanti akan mempengaruhi distribusi barang kebutuhan pokok dan lain-lain di Kalsel. “Pada 2012 nanti, setelah pra survei akan dilakukan possibility study. Dengan itu kita akan mengkaji kelayakan lahan, pengerjaan teknis, waktu, dan hal teknis lain yang berhubungan dengan pembangunan jalan tol ini,” urainya. Jalan tol (di Indonesia disebut juga sebagai jalan bebas hambatan) adalah suatu jalan alternatif untuk mengatasi kemacetan lalu lintas ataupun untuk mempersingkat jarak dari satu tempat ke tempat lain. Untuk masalah biaya pembangunan, Rudy mengatakan masih belum mengetahui berapa pastinya jumlah dana yang diperlukan untuk membangun jalan tol tersebut. Adanya kekhawatiran dari berbagai pihak bahwa Kalsel tidak akan cukup membiayai pembangunan jalan tol tersebut dianggapnya harus dihilangkan. “Untuk masalah biaya jangan dipikirkan dulu, yang penting kita sudah punya rencana. Kalau kita berpikir biaya terus, bisa-bisa tidak jadi dibangun. Kita harus optimis proyek ini berhasil, karena jelas untuk masyarakat juga,” kata Rudy. Saat ditanya berapa perkiraan panjang dari jalan tol yang akan menghubungkan empat wilayah sekaligus ini, Rudy mengaku masih belum mengetahui. Pasalnya untuk menghubungkan empat kabupaten/kota tersebut jelas bukanlah jalan yang pendek. “Berapa panjangnya kita belum tahu pasti, yang jelas jalan ini cukup panjang, karena menghubungkan empat kabupaten/kota,” ujarnya.

Tuesday, October 25, 2011

Idul Adha Diprediksi Bareng

BANJARMASIN-Perayaan Hari Raya Idul Adha di Kalsel diprediksi bakal berbarengan dan tak berbeda seperti tahun yang lalu. Ketinggian hilal diperkirakana bakal berada di atas em pat derajat. Sehingga hal ini memungkinkan Idul Adha akan dilakukan serempak di Kalsel dan tidak ada perbedaan. Kemenag Kalsel sendiri akan melakukan rukyatul hilal pada tanggal 27 Oktober nanti untuk melihat posisi hilal. Hal ini disampaikan langsung oleh seorang ahli ilmu falaq di Kemenag Kalsel. “Kemungkinan besar Idul Adha bisa bareng dan tidak berbeda. Hal ini karena posisi hilal yang dieprkirakan bakal diatas empat derajat. Sehingga hal ini akan bisa memugkinkan Idul Adha dilaksanakan serempak di Kalsel,” ujar Mubarak kepada Radar Banjarmasin kemarin (21/10) siang. Lebih lanjut ia menjelaskan, walaupun begitu, pihaknya masih belum bisa memastikan kapan Idul Adha, karena masih menunggu hasil rukyatul hilal nanti pada tanggal 27 Oktober nanti. Sebelumnya ada kepastian dari Rukyatul Hilal tersebut, dirinya mengaku belum bisa memberikan kepastian. “Kita menunggu hasil Rukyatul Hilal dulu, jadi belum bisa memastikan kapan Idul Adha. Kita akan melakukan Rukyatul Hilal dulu, baru bisa memastikan. Jadi saya harap masyarakat bisa bersabar. Namun kemungkinan akan sama, dan tidak berbeda,” urainya. Kemenag Kalsel sendiri akan melaksanakan Rukyatul Hilal seperti biasa di atas gedung Bank Kalsel. Tempat itu memang menjadi langganany Kemenag Kalsel untuk melakukan rukyatul Hilal menentukan kapan hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. “Untuk tempat rukyatul hilal, kita masih seperti biasa. Nantinya insya Allah akan dilaksanakan di atas gendung Bank Kalsel. Memang tiap tahun biasanya kita melakukannya di sana,” jelasnya lagi. Caranya Rukyatul Hilal sendiri adalah dengan melakukan pemantauan bulan dengan menggunakan alat canggih bernama theodolite. Salah satu warga Kayu Tangi, Banjarmasin, Saddam, berharap pelaksanaan Idul Adha tidak ada perbedaan. Karena menurutnya, jika ada perbedaan jadi kurang meriah dan suasanya berbeda. “Kalau saya jelas berharap Idul Adha bisa digelar bersamaan. Bagaimanapun juga, kalau berbarengan itu kan lebih meriah dari pada berbeda-beda,” tandasnya.

Mesjid Sultan Suriansyah di Banjarmasin

Di kampung Kuin baulah masigit, Mesjid Sultan Suriansyah dibari ngaran...” (lirik lagu Pangeran). Mendengar lagu yang diciptakan oleh Anang Ardiansyah tersebut, maka kita akan teringat dengan Mesjid Sultan Suriansyah yang menjadi bukti sejarah adanya Kerajaan Banjar di Kalsel. SYAM INDRA PRATAMA, Banjarmasin.
Menyusuri Sungai Kuin Alalak Banjarmasin yang menuju ke Pasar Terapung, sudah pasti akan melewati sebuah bangunan mesjid bersejarah di Kalsel. Mesjid berarsitektur mirip dengan pola ruang dari arsitektur Mesjid Agung Demak tersebut memang menjadi sebuah bangunan yang menjadi saksi, bagaimana Banjarmasin dari masa ke masa. Mulai dari Bandarmasih dipimpin oleh seorang raja, sampai Banjarmasin dipimpin walikota seperti sekarang ini. Bagi wisatawan yang berkunjung ke Banjarmasin, Mesjid Sultan Suriansyah memang menjadi tempat tujuan. Karena jika ingin menuju Pasar Terapung, biasanya wisatawan memilih memulai perjalanan dengan kelotok (baca: perahu motor) di dermaga sungai depan mesjid ini. Mesjid Sultan Suriansyah atau yang dikenal juga dengan sebutan Mesjid Kuin ini berada di Jalan Kuin Utara, Kelurahan Kuin Utara, Kecamatan Banjarmasin Utara. Salah satu pengunjung bernama Taufik mengatakan, jika ia ingin ke Pasar Terapung, ia selalu datang ke Mesjid Sultan Suriansyah terlebih dahulu. Salat subuh di sana, baru kemudian menuju Pasar Terapung. “Saya kalau ke Pasar Terapung selalu ke mesjid ini. Biasanya sih dengan teman-teman. Salat subuh dulu di masjid, nah baru ke Pasar Terapung. Kalau kesiangan, keburu sepi dan pedagangnya pada bubar,” ujarnya. Kalau kita dari jalan A.Yani, terus saja menuju jalan S Parman arah ke Unlam Banjarmasin. Ketika menemukan jembatan, belok kiri pada belokan ke dua. Nah kurang lebih 3 Km lagi sudah sampai di Mesjid Sultan Suriansyah. “Gampang saja menuju mesjid ini. Tidak susah kok, paling hanya setengah jam saja dari pusat kota Banjarmasin,” lanjutnya. Selain menjadi tempat ibadah, Mesjid Sultan Suriansyah ternyata juga membawa berkah bagi para pengemudi kelotok yang melayani perjalanan pariwisata ke Pasar Terapung Kuin dan Pulau Kembang. Tiap setelah salat subuh, terutama pada hari Minggu, para pengemudi kelotok ini sudah datang ke dermaga depan mesjid. Mesjid Kuin merupakan salah satu dari tiga mesjid tertua yang ada di kota Banjarmasin pada masa Mufti Jamaluddin (Mufti Banjarmasin). Mesjid yang lainnya adalah Mesjid Besar (Mesjid Jami) dan Mesjid Basirih. Mesjid Sultan suriansyah masuk dalam 10 Masjid tertua di Indonesia. Di mesjid ini berbagai acara keagamaan Islam digelar. Mulai dari salat lima waktu berjamaah, salat Jumat, salat tarawih pada saat bulan Ramadan dan salat Idul Fitri dan Idul Adha.
GO! Press Penerbitan buku baru. Insya Allah akan hadir di tengah-tengah keperluan asupan "gizi" dengan buku-buku bermutu. Go! Press, wadah buku referensi, motivasi, sastra, dan fiksi.

Monday, October 24, 2011

Evolusi: Inspirasi bagi Marx dan Engels
Filsafat Materialisme, yang lahir di Yunani Kuno, memperoleh kemenangan di abad ke-19. Filsafat kuno ini meraih keberhasilannya melalui dua tokoh filsuf Jerman, Karl Marx dan Friedrich Engels. Marx dan Engels berusaha menjelaskan filsafat materialis, yang bertahan hidup selama berabad-abad, dengan penjelasan baru bernama “dialektika”. Secara singkat, dialektika beranggapan bahwa segala perubahan yang terjadi di alam semesta adalah akibat dari konflik persaingan dan kepentingan pribadi antar kekuatan yang saling bertentangan. Marx dan Engels menggunakan dialektika untuk menjelaskan keseluruhan sejarah dunia. Analisis sederhana oleh Marx menyatakan bahwa sejarah kemanusiaan didasarkan pada konflik, dan konflik yang ada saat ini adalah antara kaum buruh dan masyarakat kelas atas. Ia meramalkan bahwa kaum buruh pada akhirnya akan menyadari bahwa harapan satu-satunya adalah agar mereka bersatu dan melakukan revolusi. Marx dan Engels memiliki kebencian mendalam terhadap agama. Sebagai ateis tulen, mereka menegaskan bahwa penghapusan agama adalah perlu demi keberhasilan Komunisme. Saat Marx dan Engels sedang merumuskan pandangannya, muncul perkembangan penting yang dapat memberikan dukungan bagi teori mereka. Darwin muncul ke permukaan dengan bukunya The Origin of Species. Darwin menyatakan bahwa di alam kehidupan, makhluk hidup berevolusi dan bertahan hidup akibat adanya perjuangan untuk mempertahankan hidup. Apa lagi ini kalau bukan dialektika? Lagi pula, ini adalah dialektika yang muncul untuk mengingkari segala peran agama termasuk adanya penciptaan atau Pencipta. Ini adalah kesempatan emas bagi Marx dan Engels. Engels membaca buku Darwin segera setelah terbit dan menulis kepada Karl Marx: “(Buku) Darwin, yang kini sedang saya baca, sungguh mengagumkan”. Karl Marx menjawab: “Ini adalah buku yang berisi dasar berpijak pada sejarah alam bagi pandangan kita.” Engels sangat terpengaruh oleh teori Darwin sehingga, dalam upaya memberi sumbangsih pada teori tersebut, ia menulis artikel berjudul: “Peran yang Dimainkan Kaum Buruh dalam Peralihan dari Kera ke Manusia”. Dengan segera, Engels mengumpulkan seluruh gagasan evolusionisnya dalam sebuah buku berjudul “Dialectics of Nature”. Buah Komunisme di Uni Sovyet Pandangan Karl Marx dan Engels tumbuh dan berkembang subur, khususnya setelah kematian mereka. Vladimir Ilyich Lenin adalah yang pertama menerapkan revolusi komunis sebagaimana dicita-citakan Karl Marx. Lenin adalah pemimpin pergerakan komunis Bolshevik di Rusia. Saat itu, rejim Tsar diperintah oleh dinasti Romanov. Kaum Bolshevik di bawah pimpinan Lenin sedang menunggu kesempatan untuk menumbangkan rejim Tsar dengan kekuatan. Kekacauan akibat Perang Dunia Pertama memunculkan peluang yang ditunggu-tunggu kaum Bolshevik. Di bulan Oktober 1917, mereka berhasil mengambil alih kekuasaan. Setelah revolusi, Rusia menjadi ajang perang saudara berdarah antara kaum komunis melawan para pendukung Tsar. Siapapun yang dianggap musuh oleh kaum komunis, termasuk keluarga Romanov, dibunuh secara sadis. Sebagaimana gurunya, yakni Karl Marx dan Engels, Lenin pun seorang evolusionis tulen, dan seringkali menegaskan bahwa teori Darwin adalah dasar berpijak filsafat materialis dialektika yang ia agungkan. Trotsky adalah nama penting kedua dalam revolusi Bolshevik. Ia juga sangat menekankan pentingnya Darwinisme, dan menyatakan dukungannya kepada Darwin dengan mengatakan. "Penemuan Darwin adalah kemenangan tertinggi dialektika di seluruh alam kehidupan." Joseph Stalin, sang diktator Partai Komunis paling kejam, menggantikan Lenin pada tahun 1924. Menengok tiga puluh tahun pemerintahan teror Stalin, siapapun hampir pasti akan berkata bahwa kebijakan Stalin secara umum adalah untuk membuktikan kekejaman komunisme. Di antara kebijakan pertamanya adalah menghilangkan kepemilikan tanah secara individu. Ia mengerahkan tentara untuk memaksa petani, yang berjumlah 80% dari populasi, agar menggabungkan tanah mereka menjadi lahan-lahan luas kolektif milik pemerintah. Biji-bijian tanaman pangan dipanen oleh tentara bersenjata. Kelaparan pun melanda, merenggut nyawa pria, wanita dan anak-anak. Tapi Stalin terus saja mengekspor stok makanan daripada memberi makan penduduknya. Menurut perhitungan, sekitar sepuluh juta petani tewas dalam tahun-tahun ini. Enam juta orang mati kelaparan di Ukraina. Dua puluh persen penduduk Kazakhstan lenyap. Di Kaukasus saja, angka kematian mencapai satu juta. Stalin mengirim ribuan para penentang kebijakannya ke kamp kerja paksa di Siberia. Kamp-kamp ini, tempat para tahanan dipekerjakan sampai mati, menjadi kuburan bagi kebanyakan mereka. Di samping itu, puluhan ribu orang dibunuh oleh polisi rahasia Stalin. Di wilayah Krimea dan Turkistan, jutaan orang juga dipaksa pindah ke daerah-daerah terpencil di Uni Soviet. Akibat kebijakan berdarah Stalin, sekitar tiga puluh juta orang mati terbunuh. Menurut para ahli sejarah, Stalin merasakan kenikmatan tersendiri dari kekejaman ini. Di kantornya di Istana Kremlin, ia merasa senang ketika memeriksa daftar orang-orang yang dieksekusi dan dibunuh. Selain karena kondisi kejiwaannya, yang menjadikan Stalin pembunuh masal kejam adalah keyakinan kuatnya pada filsafat materialis. Dan dasar berpijak filsafat ini, dalam pengertian Stalin, adalah teori evolusi Darwin. Ia mengatakan:. "Tiga hal yang kita lakukan agar tidak melecehkan akal para pelajar seminari kita. Kita harus mengajarkan mereka usia bumi, asal-usul bumi, dan ajaran-ajaran Darwin." Satu lagi yang menunjukkan keyakinan buta Stalin pada teori evolusi adalah penolakan hukum genetika Mendel oleh sistem pendidikan Soviet. Sejak awal abad ke-20, hukum Mendel telah diterima oleh kalangan ilmuwan – kecuali di Uni Soviet. Penemuan ini menggugurkan klaim Lamarck, yang sebagiannya juga diyakini Darwin, tentang “pewarisan sifat-sifat dapatan kepada generasi berikutnya”. Ilmuwan Rusia Lysenko menganggap hal ini sebagai pukulan berat terhadap teori evolusi, dan merumuskan teori alternatif Lamarckis. Stalin kagum atas ide Lysenko dan kemudian mengangkatnya sebagai kepala lembaga-lembaga ilmiah milik pemerintah. Hingga kematian Stalin, ilmu genetika tidak diterima di lembaga-lembaga ilmiah Uni Soviet. Evolusi dan Komunisme Cina Selama pemerintahan totaliter Stalin, rejim komunis lainnya yang berlandaskan Darwinisme didirikan di Cina. Pada tahun 1949, setelah perang saudara yang panjang, kaum komunis memenangkan kekuasaan di bawah pimpinan Mao Tse Tung. Mao mendirikan rezim penindas dan berdarah, sebagaimana sekutunya Stalin yang memberinya banyak dukungan. Hukuman mati yang tak terhitung jumlahnya terjadi di China. Sekitar tiga puluh juta orang mati kelaparan akibat kebijakan kejam Mao. Selama Revolusi Kebudayaan, kelompok pemuda militan yang disebut “Pasukan Pengawal Merah Mao” menghempaskan negeri ini dalam kekacauan dan ketakutan. Mao menjelaskan landasan filosofis rezimnya dengan menyatakan secara terang-terangan bahwa: “Sosialisme Cina didirikan di atas Darwin dan teori evolusi”. Ahli sejarah universitas Harvard, James Reeve Pusey juga mengakui pengaruh Darwinis pada Maoisme. Dalam bukunya yang berjudul “China and Charles Darwin”, Pusey mengatakan: Darwin telah membenarkan perubahan dan revolusi dengan kekerasan. Sungguh, ini adalah satu di antara hal paling berharga yang diberikan Darwin pada China. Dan ini betul-betul sesuai dengan pemikiran Mao Tse Tung. (James Reeve Pusey, China and Charles Darwin, Harvard University Press, Cambridge Massachusetts, 1983, hlm. 450-51) Komunisme telah menyebabkan teror, perang gerilya dan perang saudara di banyak negara. Di Kamboja, Khmer merah komunis membantai hampir sepertiga dari penduduk negeri. Manusia dibunuh hanya karena mengambil sedikit makanan dari lahan pertanian kolektif atau mengucapkan perkataan yang bertentangan dengan komunisme. Bukti-bukti pembantaian Kamboja menampakkan kebiadaban komunisme tanpa perlu dijelaskan lagi. Selama seratus lima puluh tahun, ideologi komunis, yang identik dengan pertikaian dan peperangan, senantiasa berjalan beriringan dengan Darwinisme. Kini, kaum Marxis dan komunis masih merupakan pendukung utama Darwinisme. Di hampir setiap negara, pendukung terdepan teori evolusi cenderung berpandangan Marxis. Mudah dipahami, sebab sebagaimana perkataan Karl Marx sendiri, teori evolusi berisi dasar berpijak pada sejarah alam bagi ideologi materialisnya. Kesimpulan Darwinisme muncul seratus lima puluh tahun yang lalu. Sejak itu, bencana yang ditimbulkan pada manusia adalah kebrutalan para diktator, rasisme, penyiksaan, penganiayaan dan peperangan. Ini adalah akibat alamiah yang dimiliki Darwinisme dan materialisme terhadap umat manusia. Filsafat gabungan ini, yang menganggap manusia tak lebih dari spesies hewan, yang hanya meyakini “materi”, dan yang menyatakan bahwa pertikaian adalah hukum alam yang tak berubah, akan menghilangkan sifat kemanusiaan dan menghancurkan masyarakat. Penyebab sesungguhnya dari semua ini adalah keingkaran manusia terhadap Pencipta mereka sendiri. Masyarakat yang berpaling dari Allah, dan terpedaya oleh dogma seperti materialisme, menjadi rentan terhadap segala bentuk kerusakan. Akibatnya, mereka menderita kesengsaraan, ketakutan dan kebinasaan. Allah menyatakan hal ini dalam firman-Nya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar-Ruum, 30:41) Kedamaian, keadilan dan ketentraman akan terwujud hanya jika Darwinisme dan materialisme diungkap kepada dunia sebagai kebohongan sebagaimana wajah asli mereka, dan ketika manusia mengetahui tujuan penciptaannya, yaitu mengabdi kepada Penciptanya, mengabdi kepada Allah.

Oleh : Syam Indra Pratama

Cerpen : FOTO Entah mulai sejak kapan aku mulai kencanduan untuk mengetik apa saja di notebook ku yang mungil ini. Barangkali karena kecepatan mengetikku yang sudah jauh lebih cepat dari yang dulu, sebelum aku menggilai menulis dan membuat tulisan. Walaupun mengetiknya masih mengandalkan sebelas jari alias dua jari telunjuk tangan kanan dan kiri. Namun sore ini aku sangat heran, kenapa jari ini rasanya sangat kaku, hampir-hampir tak sampai satu paragraf pun yang aku ketikkan di notebook ku ini. Padahal aku sudah memilih duduk di siring laut, di depan kantor DPRD Kotabaru.
Jauh-jauh aku ke sini, 12 jam naik bus dari Banjarmasin, sampai pantat panas dan bau badan seperti ikan asin, bahkan menyeberang laut menggunakan kapal feri. Hanya untuk merasakan nikmatnya mengetik di notebook sambil duduk di pinggir siring, melihat kapal dan menyapa angin segar yang dikirim dari laut. Ah, aku langsung saja ke inti permasalahannya. Bukan apa-apa, aku risih betul dengan orang-orang yang dari tadi mondar-mandir berfoto-foto ria di belakangku. Sebenarnya posisi ku ini sudah cukup bagus menghadap ke laut. Hanya saja suara mereka itu membuat konsentrasi ku pecah, sedangkan untuk mengalah pindah duduk, aku tak mau. Bagiku, merekalah yang harus menjauh. “Oke, satu . . . . dua. . . .ti ti ti gaaa…,” kata salah seorang dari mereka yang dari tadi sibuk foto-foto. Aku tak tahu mereka itu datangnya dari mana. Apakah mereka datang dari pelosok Kalsel yang tak pernah sama sekali ke Kotabaru atau apalah, aku tak mau tahu, yang jelas mereka sudah menggangu sekali. Satu menit, dua menit, sampai hampir tiga puluh menit ku dengarkan, mereka masih saja berfoto-foto. Aku sangat gengsi melihat ke belakang, karena fokusku dari awal kan memang untuk menulis. Bukan untuk memperhatikan mereka yang agaknya termasuk golongan “gila” foto-foto itu. Tapi aku rasa ini sudah sangat keterlaluan, masa untuk sekadar foto-foto saja sampai selama itu. Ya ampun. Kacau, kacau, kacauuuu. Aku jadi tidak bisa mengetik satu paragraf pun. Aku putuskan untuk melihat siapa mereka itu sebenarnya. Tapi aku masih gengsi. Aku tahan-tahan saja dulu, sambil menunggu-nunggu barangkali jari-jariku ini sudah siap mengetik kembali. Kembali ku tunggu satu menit, dua menit, hingga lima belas menit. “Senyum ya, satu…. Duaa.. tiiiigaaaa,” kata salah seorang dari mereka lagi. Urrggghhhhhh habis sudah kesabaranku. Tak bisa terbendung lagi. Aku langsung berdiri dan berbalik. **** “woi-woi bangun mas, ngigau ya. Ini kita baru sampai di dermaga, mau menyeberang ke Kotabaru. Kok masnya teriak-teriak sendiri,” ujar sopir bus di sebelahku. Walah-walah, ternyata aku masih belum sampai ke Kotabaru, eh malah mimpi, soalnya ketiduran di bus. Sopir bus itu nampaknya jengkel, karena tiba-tiba saja aku mengumpatnya sambil tidur. Mudahan saja, tak ada orang-orang seperti dalam mimpi itu saat aku sampai di Kotabaru. ***

Saturday, October 15, 2011

Toples



Aduh sulit bu, Edo malas belajar membaca, Edo mau main sama teman-teman Bu…”, keluh Edo pada ibunya. Namun dengan penuh kasih sayang dan kelembutan, sang ibu terus saja mengajari anaknya yang baru duduk dikelas satu sekolah dasar Harapan Bangsa. “ Ayo dong do, kamu pasti bisa kalau mau belajar. Nanti ibu bikinkan kue bolu kesukaanmu deh…”, kata ibunya sambil tersenyum ramah. “ Oke deh bu, he..he..he…”, jawab edo kembali bersemangat. Edo mulai belajar membaca lagi, namun tetap kesulitan dalam mengeja huruf-huruf yang dilihatnya.
Edo nampak kelelahan setelah belajar membaca, siang itu Edo langsung terlelap. Dengan penuh kasih sayang Ibu Edo menggendongnya ketempat tidur dan menjaganya, sembari berpikir bagaimana agar anak ini bisa membaca dengan baik. Sementara Edo tidur, Ibunya membuatkan kue bolu kesukaan Edo. Ibunya Edo memang jago deh, kalo bikin kue.
Mencium aroma wangi kue bolu yang sudah jadi , Edo terbangun dan berlari kedapur. Anak kecil yang lucu dengan pipi lembem dan tidak terlalu gemuk ini memang sangat menggemaskan, apalagi kalau tertawa, duh… lucu banget deh. “ Bu, kue kesukaan Edo mana? Edo mau dong…”, pintanya dengan manja. “ Tenang do, ini sudah ibu buatkan khusus untuk anak ibu yang pintar”, sahut ibunya ramah dan penuh tatapan kasih sayang. Melihat senyuman dan wajah ibunya yang penuh kasih sayang , Edo selalu tersenyum. “ Tapi Edo harus milih dulu ya, kuenya ada didalam salah satu toples yang ada diatas meja. Disalah satu toples itu sudah ibu kasih tulisan mana yang bolu dan mana yang kosong. Kalo Edo bisa baca dengan baik , pasti bisa mendapatkan bolu kesukaan Edo”. Dengan semangat , Edo berusaha mengeja tulisan dua buah toples tersebut. Wajahnya yang serius terlihat lucu sambil sesekali mengaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Karena kesulitan, Edo lalu memilih salah satu toples tersebut dan ternyata yang dipilihnya memang benar berisi bolu. “ Wah, anak ibu memang hebat ya, ternyata sudah mulai bisa baca”, kata ibunya antusias. “ Edo pun bingung, padahal ia tidak bisa membaca tulisan di toples itu, tetapi hanya menebak asal-asalan saja.
Disinilah, ternyata hal itu adalah cara ibu Edo agar membuat anaknya bersemangat lagi dalam belajarmembaca dengan baik. Edo yang selalau diberi semangat pun menjadi termotivasi dan terpacu dalam membaca. Dalam pikirannya ia memang sudah bisa membaca hanya saja semangat belajar si anak masih kurang. Hal inilah akhirnya yang membuat si Ibu memakai teknik tebak kue bolu dan ternyata punya pengaruh yang luar biasa dalam perkembangan belajarnya. Sampai disaat Ia bnar-benar bisa membaca dengan baik, barulah ia sadar kalo ibunya memang seorang Ibu dan Pengajar yang terbaik. Saat itu Ia bisa membaca tulisan di dua toples yang bertuliskan “ Ibu Sayang Edo”. Ternyata itulah yang dituliskan Ibunya dalam goresan pena penuh cinta dan kasih yang diberikan untuk anak tercintanya. Betapa kekuasaan cinta, kasih sayang dan keikhlasan sangat mempengaruhi kehidupan manusia kingga dewasa. Edo pun masih menyimpan dua toples kasih sayang pemberian ibunya dulu. Walaupun ibunya kini telah tiada, namun ia tetap selalu mengenang ibunya dan berusaha juga memberikan kasih sayang yang tulus kepada istri dan buah hatinya sebagaimana yang diajarkan ibunya dulu kepadanya. Subhanallah.

Thursday, June 23, 2011

Baju Dewan Kalsel Rp 3,1 Miliar

Ternyata


Pendaftaran Peserta Lelang Nasional Dibuka

BANJARMASIN-Pagu untuk baju dinas anggota DPRD Kalsel ternyata melebihi prediksi. Pasalnya untuk tahun 2011 saja pagu untuk baju dinas lebih daru setengah miliar. Tepatnya Rp. 625 juta untuk setahun. Baju dinas sendiri ternyata ada lima jenis, yaitu PSH, PDH, PSR, dan Pakaian Adat yang diberikan setahun sekali. Sedangkan PSL (Pakaian Sipil Lengkap) atau sejenis jas, diberikan tiap lima tahun sekali, khusus saat pelantikan anggota dewan.
Kalau memang pagu sebesar 625 juta untuk tahun 2011 disetujui dan peserta lelang tak ada yang memberikan penawaran lebih rendah, maka bisa dihitung berapa dalam satu periode (lima tahun) anggaran untuk baju dinas ini jika pagu tahun lalu juga sebesar itu dan sudah selesai dilelang. Totalnya adalah 3,1 Miliar, cukup fantastis untuk baju dinas anggota dewan saja.
Kebag Keuangan DPRD Kalsel, Hj Rusida mengatakan. Pagu tersebut memang benar sejumlah Rp 625 juta. Namun jumlah tersebut tidak mutlak semuanya digunakan untuk baju dinas. Tergantung hasil lelang nanti. Sehingga menurutnya bisa saja pagunya berkurang setengahnya.
“Pagunya memang benar segitu. Akan tetapi itu Cuma pagu awal. Biasanya gak sampai segitu. Bahkan bisa kurang setengahnya. Tergantung lelang saja,” ujarnya kepada Radar Banjarmasin kemarin (16/6).
Ia juga menjelaskan, pengadaan baju dinas itu sudah sesuai dengan PP No. 24 Tahun 2004 yang memuat pengadaan baju dinas untuk anggota dewan. “Itu sudah ada dasarnya yaitu PP No. 24 Tahun 2004, jadi itu sudah sesuai saja,” jelasnya.
Bukan hanya itu, Rusida juga merincikan berapa setel baju yang didapat anggota dewan dalam satu tahun. Untuk Pakaian Sipil Harian (PSH) dua setel baju, Pakaian Dinas Harian (PDH) lengan pendek satu setel, Pakaian Sipil Harian (PSR) satu setel, dan Pakaian Adat khusus dipakai pada saat perayaan hari jadi provinsi satu setel berupa baju banjar. Semuanya sudah termasuk celana.
Sekadar informasi, jika pagunya sebesar Rp 625 juta, maka satu orang anggota dewan mendapat jatah sekitar Rp 11 juta per tahun. Kalau baju yang didapat ada empat jenis, maka satu baju berharga Rp 2,2 juta. Namun Rusidah memberikan penjelasan bahwa pihak DPRD Kalsel sendiri menyesuaikan dengan harga standar, kalaupun nanti pagu yang ada tidak terpakai semua, maka akan dikembalikan ke kas daerah.“Kalau ada sisanya akan dikembalikan ke kas daerah, jadi tidak ke DPRD Kalsel,” tandasnya.
Sementara itu Kabag Pengadaan Barang, Nunung, kembali memberikan penjelasan. Menurutnya proses selanjutnya sudah ada di pantia lelang. Akan tetapi penanggung jawab lelang pengadaan baju dinas ini yaitu saudara Riduan sedang berada di luar provinsi untuk mengikuti pelatihan.
“Sebenarnya sudah saya serahkan semuanya ke panitia lelang. Setelah disetujui oleh pimpinan dewan, kami segera memproses. Kebetulan penanggung jawab lelang masih mengikuti pelatihan di luar provinsi,” ujarnya.
Lelang tersebut lanjut Nunung, melalui jalur lelang elektronik (e-procurement) dengan system LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik). Karena pagunya diatas setengah miliar, maka perusahaan yang ikut lelang pun adalah perusahaan level nasional. “Kita pakai sistem lelang elektoronik melalui tim LPSE. Pagunya kan diatas setengah miliar, jadi perusahaan yang diikutkan juga level nasional dan tidak sembarangan,” imbuhnya. Waktu untuk lelang sendiri paling lambat dalam tiga bulan. Bisa juga lebih cepat dari itu. “Paling lambat tiga bulan lelang sudah selesai, bisanya lebih cepat, sekarang pendaftaran peserta lelang sudah dibuka,” tambahnya.
Beberapa anggota DPRD Kalsel yang kemarin coba dimintai keterangan tetap tak mau berkomentar masalah baju dinas yang nilainya cukup fantastis ini. Jumlah ini juga jarang diketahui oleh masyarakat awam.
Kabarnya salah seorang anggota badan anggaran dari fraksi PBR, Asmara Yanto menolak pengadaan baju dinas tersebut karena dianggap tak layak dan mudah rusak. Namun saat berita ini diturunkan, yang bersangkutan tak bisa dihubungi. (mr-116)


DATA JENIS BAJU DINAS DEWAN

PSH : Dua Setel lengkap dengan celana
PDH: Satu Setel lengkap dengan celana
PSR : Satu Setel lengkap dengan celana
Pakaian Adat : Satu Setel lengkap dengan celana

Anggaran Baju Dinas 2011: Rp 625.000.000


Syam's corner : Bagaimana kalau dana sebanyak itu untuk kaum dhuafa?

Mahasiswa IAIN Antasari Gelar Kampanye



Partai Mahasiswa

BANJARMASIN- Nampaknya demam pesta demokrasi juga melanda kampus-kampus dan institut di Banjarmasin. Beberapa waktu lalu dalam kongresnya, Unlam akan melakukan pemilihan presiden BEM Unlam dengan sistem partai. Kemarin IAIN Antasari Banjarmasin juga menerapkan hal yang sama. Mereka menggelar kampanye massal di kampusnya untuk mensosialisasikan partai-partai mahasiswa.
Selain itu, ribuan mahasiswa IAIN Antasari akan berpartisipasi untuk memilih calon ketua BEM Institut mereka yang diusung minimal oleh dua partai mahasiswa. Di IAIN sendiri dari 20 partai yang ikut verifikasi hanya ada 12 partai mahasiswa yang bisa lolos. Beberapa partai diantaranya adalah partai PAS, PADM (Partai Mahasiwa Demokrasi), PAHAM (Partai Hak Asasi Mahasiswa), PMS (Partai Muslim Sejati) dan lain-lain.
Salah satu mahasiswa yang ikut dalam aksi kampanye tersebut, Laifvan Sufi Irwani mengatakan, agenda kampanye tersebut memang dilakukan jelang pemilihan orang nomor satu di BEM IAIN Antasari. Berbagai cara dilakukan, mulai dari berorasi, memasang baliho, dan menempel poster layaknya persaingan pemilu dilakukan.
“Ini memang dalam rangka jelang pemilihan ketua BEM IAIN Antasari. Kampus kami memang terbuka untuk siapa saja mahasiswa yang ingin membentuk partai. Selain untuk melatih kita untuk berorganisasi, kegiatan negatif juga bisa dikurangi,” ujarnya kepada Radar Banjarmasin kemarin (18/6).
Di beberapa titk kampus mereka menyebar brosur dan pamflet berisikan ajakan untuk memilih sebuah partai mahasiswa. Tentunya dengan visi dan misi masing-masing partai. Untuk tahun sebelumnya IAIN Antsari tidak menerapkan sistem partai ini dalam pemilihan ketua BEM. Untuk tahun ini sistem partai digunakann untuk semakin meramaikan suasana pemilu raya mahasiswa yang akan digelar pada akhir Juni ini.
“Pemira akan dilakukan pada akhir Juni, jadi suasana akan semakin ramai dengan adanya partai mahasiswa dan agenda kampanye. Sehingga ada pembelajaran berdemokrasi kepada mahasiswa,” jelasnya.
Hal yang senada juga diungkapkan oleh M. Saini dari Fakultas Tarbiyah. Menurutnya tahun ini memang agak berbeda dari sebelumnya. “Suasana kampus semakin ramai dengan adanya kampanye dari masing-masing partai mahasiwa. Jadi suasana jelang pemilihan ketua BEM IAIN Antasari semakin hidup dan menarik mahasiswa untuk ikut memilih pada pemira. Kalau saya sih gak masalah,” tandasnya.
Rencananya di IAIN Antasari juga kan diadakan pemilihan anggota legislatif yang akan duduk di Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM). Caleg yang maju juga harus diusung dari salah satu partai mahasiswa yang lolos verifikasi. (mr-116)

Monday, June 13, 2011

Taufik Effendi vs Aspihani



Ada yang Bilang Juni, Ada Pula Juli

BANJARMASIN – Rencana musyawarah daerah (Musda) Partai Demokrat Kalsel yang dikabarkan kembali molor. Bahkan, aromanya kini kembali membingungkan. Ada yang memastikan pada bulan Juli, tetapi ada pula yang yakin digelar pada akhir Juni 2011 ini.
Koordinator Partai Demokrat Wilayah Kalimantan Ir H Aspihani misalnya, memastikan bahwa musda ditunda dari akhir Juni ke awal Juli. Bahkan, ia memastikan jadwal tersebut sudah 100 persen, artinya musda pasti akan dilaksanakan pada awal Juli 2011, namun ia tidak mau menyebutkan tanggal berapa musda dilaksanakan.
“Yang pasti lokasi musda akan digelar di Rattan Inn, untuk tanggal kami belum bisa menginformasikan,” tandasnya.
Dijelaskan Aspihani, Ketua Umum DPP Demokrat Anas Urbaningrum dipastikan akan membuka musda. Selain Anas, hadir pula sekjen DPP Ibas dan beberapa petinggi DPP lainnya.
“Rencananya Anas selain membuka musda, juga akan melakukan beberapa kegiatan lainnya di Banjarmasin, salah satunya melantik kepengurusan Kahmi Kalimantan Selatan yang digelar sekitar tanggal pelaksanaan musda,” akunya lagi.
Untuk kandidat masih terbuka sampai musda dimulai, namun Aspihani mengaku DPP tidak mencampuri persoalan kandidat. Begitu juga untuk pendaftaran langsung dilakukan oleh DPD Partai Demokrat Kalsel.
Sementara itu, dari informasi yang diterima Radar Banjarmasin dari Rattan Inn, Partai Demokrat Kalsel memang ada membooking ballroom untuk tanggal 9, 10 dan 11 Juli 2011 mendatang.
“Mereka baru booking untuk tiga hari, namun keputusan akhir masih belum ditetapkan, sedangkan untuk kamar kami belum mendapatkan informasi,” ucap salah satu karyawan Rattan inn, kemarin.
Nah, pernyataan lain datang dari salah satu anggota Dewan Pembina DPP Partai Demokrat, Taufik Effendi. Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) meyakinkan bahwa Musda Demokrat Kalsel dilaksanakan akhir Juni 2011 ini.
Ia menjelaskan, tertundanya musda di Kalsel karena partai ini sedang fokus menata sistem di internal partai sekaligus menyamakan visi dan misi.
“Insya Allah paling lambat akhir Juni, Musda Demokrat Kalsel dilaksanakan. Semua penataan internal partai sudah selesai, jadi kita tinggal menyelenggarakannya saja,” tegasnya, baru-baru tadi.
Sekadar diketahui, Musda Demokrat Kalsel memang seolah terombang-ambing karena tak ada kepastian waktu penyelenggaraan sebelumnya. Hampir ada dua kali jadwal Musda Demokrat tertunda.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Kalsel, Syamsuri juga mengatakan hal yang senada dengan Taufik Effendi. Ia juga optimis dan yakin Musda akan dilaksanakan pada bulan Juni.
"Kita optimis, karena bulan ini Musda sudah harus digelar. Masalahnya kepengurusan kita sudah habis masa jabatannya sejak sebulan lalu. Kita berharap bulan ini bisa segera dilaksanakan," ujarnya. (sya/mr-116)

Wednesday, June 1, 2011

Juni Musda Demokrat Kalsel Digelar




BANJARMASIN-Ada kabar baru yang disampaikan Ir H Aspihani koordinator wilayah Kalimantan Partai Demokrat Aspihani menginformasikan untuk jadwal musda demokrat Kalsel sudah ada jadwalnya yaitu Bulan Juni 2011 ini.
"Musda sudah dijadwalkan Juni ini untuk Kalsel, saya optimis tidak ada penundaan lagi," jelasnya saat dikonfirmasi, kemarin.
Soal kisruh ditubuh DPP Demokrat , Aspihani menegaskan tidak ada pengaruhnya, termasuk untuk kegiatan musda di Kalsel, ini bisa dibuktikan dengan dijadwalnya musda pada Juni ini.
Musda sendiri sudah banyak ditunggu-tunggu pengurus partai demokrat di Kalsel, sebab kepengurusan Alamsyah sebenarnya sudah berakhir. Bulan April lalu, tapi sampai sekarang belum bisa digantikan, karena tidak adanya kejelasan musda.
Hal senada juga diungkapkan Rusian SE Ketua DPC Banjarmasin, persoalan di pusat tidak terlalu berpengaruh di daerah, termasuk di Banjarmasin yang sampai sekarang masih sangat solid..
"Demokrat di daerah tetap solid, soal gonjang ganjing di pusat tidak mempengaruhi kondisi di daerah, termasuk soal Musda," jelasnya.
Rusian yang siap mencalonkan diri sebagai ketua umum DPD Demokrat Kalsel bersaing dengan kandidat kuat lainnya seperti HM Zairullah Azhar menyatakan kembali kesiapannya untuk maju.
"Saya siap membesarkan partai Demokrat di Kalsel dan siap maju untuk bersaing dengan kandidat lain," tandasnya.(sya)

Syam's Corner : "Asal gak ditunda lagi. Jangan sampai kesannya karena badai Nazaruddin Kalsel kena imbasnya, right?"

SNMPTN Unlam 2011



Peserta Membludak, Kuota Hanya 1965 Mahasiswa

BANJARMASIN- Unlam mendadak penuh sesak kemarin (31/5), pasalnya banyak calon mahasiswa baru dari berbagai pelosok daerah di Kalsel dan diluar Kalsel yang berdatangan untuk mengikuti SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) di Unlam. Beberapa yang dari luar Banjarmasin bahkan menginap sehari sebelum ujian dilaksanakan.
Sebelumnya pendaftaran sendiri sudah dilaksanakan mulai tanggal 2-24 Mei 2011 untuk lulusan tahun 2011. Pendaftaran bahkan sempat membludak karena minat para calon mahasiswa ternyata masih tinggi untuk memilih Unlam sebagai perguruan tinggi tampat mereka melanjutkan pendidikan. Walaupun pendafaran sudah menggunakan sistem Online, namun ujian yang dimulai pada pukul delapan tiga puluh pagi tersebut masih menggunakan lembar jawaban yang diisi dengan pensil 2B.
Salah seorang peserta SNMPTN asal Kabupaten Banjar bernama Abdul Hakim mengatakan bahwa soal SNMPTN tersebut ternyata lebih sulit dari ujian nasional. Pasalnya soal yang diujikan berbeda. Baik dari segi kualitas soal maupun tingkat kesulitannya. Kemarin ujian hari pertama yang dilaksanakan. Materi yang diujikan menyangkut tes potensi akademik SMA bidang studi dasar (IPA,IPS, dan IPC).
“Soalnya memang agak sulit dari ujian nasional ya. Jadi agak kesulitan juga saat menjawab soalnya. Masalahnya gak Cuma satu bidang aja yang diujikan, akan tetapi beragam, jadi belajarnya juga mesti ekstra sebelumnya,” kataya kepada Radar Banjarmasin.
Menurutnya ia sangat berharap bisa lulus SNMPTN dan menjadi mahasiswa Unlam. Kebetulan ia mengambil jurusan pendidikan ekonomi FKIP Unlam. Ia juga tak ingin mengecewakan orang tuanya.
“Saya sangat berharap banget bisa diterima di Unlam. Pokoknya aku kan sudah jauh-jauh dari Martapura, jadi harapannya bisa lulus lah,” tuturnya dengan semangat. Sebelumnya Kuota mahasiswa yang akan diterima oleh Unlam pada tahun 2011ini menurut kepala Biro Admistrasi dan Akademik Kemahasiswaan (BAAK) Unlam, Dra. Hj. Nor Fitriani Kusasi, sejumlah 1.965 mahasiswa untuk regular. Sedangkan jika digabung dengan jalur mandiri, maka total kuota bisa mencapai hingga 2012 mahasiswa.
Lain hal dengan Abdul Hakim, lulusan SMAN 1 Sungai Pandan bernama Melansari, asal Alabio, Kabupaten HSU yang juga peserta ujian SNMPTN mengatakan bahwa suasana ujian yang dibagi ke beberapa fakultas tersebut sangat tenang, walaupun tanpa kipas angin, apalagi pendingin ruangan.
“Alhamdulillah suasana ujian tenang, agak panas juga karena saya kebagian ruangan yang gak ada kipas angin dan pendingin ruangan,” ujarnya polos. Ujian hari ini akan digelar pada jam yang sama yaitu pukul 08.30, dengan materi ujian IPA, IPS, dan IPC. Akan tetapi bagi anda peserta ujian maupun orang tua yang ingin mengantarkan anak anda mengikuti SNMPTN, maka tak ada salahnya datang lebih awal. Pengumuman hasil SNMPTN sendiri akan diumumkan pada tanggal 30 Juni serentak di seluruh Indonesia. (mr-116)
Syam's Corner: Lalu dengan membludaknya pendaftar, harus diawasi kalau ada kecurangan. Itu nang panting>>> ya kalo,,, han,,

Monday, May 9, 2011

Adaro Tunggak Bayar Pajak ke Dispenda




Dari data yang dilaporkan dispenda tahun 2010, ternyata PT Adaro baru membayar pajak untuk alat beratnya sebanyak 804 unit yang dimilikinya, seharusnya perusahaan tambang tersebut sudah membayarkan ke semua unit alat beratnya, hal ini diungkapkan oleh ketua Komisi II DPRD Kalsel, Muh Ihsanudin kemarin (8/5). Namun pihak Adaro mengatakan bahwa mereka tak mempunyai alat berat, sehingga pernyataan tersebut membingungkan.
“Saya mendapat data dari Dispenda Kalsel kalau PT Adaro masih menunggak pajak untuk alat berat yang mereka miliki,” ujarnya kepada Radar Banjrmasin.
Menurut Ihsanudin, data yang diperolahnya melalui dispenda, jumlah alat berat PT Adaro seharusnya 1139 unit. Namun sampai saat ini PT. Adaro masih menunggak untuk pembayaran pajak alat berat. “Seharusnya tidak begitu, yang namanya kewajiban membayar pajak harus dilaksanakan, pendapatan Adaro saya yakin sangat cukup untuk membayar tunggakan tersebut,” tegasnya.
Ihsanuddin juga menambahkan, menurut hitungan Dinas pendapatan daerah Kalsel, pendapatan pajak alat berat yang seharusnya diterima adalah sebesar 34,6 milyar dari perusahaan tambang PT. Adaro, pada kenyataannya dispenda selama ini baru menerima 22 milyar rupiah pada tahun 2010. “Ya itulah kenyataannya, saya mendesak agar Adaro bisa segera menuntaskan masalah ini,” katanya.
Ironisnya ujar Ihsanudin, dari laporan dispenda tahun 2010, penerimaan pajak dari alat berat perusahaan tambang seluruhnya hanya sebesar 23 milyar, dan 22 milyarnya dari PT Adaro, sehingga apabila dicermati masih banyak perusahaan tambang yang tidak membayarkan pajak alat berat yang dimilkinya. “Yang juga sangat memprihtinkan, ternyata banyak lagi perusahaan batubara yang tak membayar pajak alat beratnya. Ini jelas merugikan, padahal alam sudah dikeruk sedemikian luas,” imbuhnya.
Dijelaskan Ihsanudin, selain penerimaaan pajak alat berat sebagai salah satu sumber pendapatan daerah, ada beberapa opsi yang harus selalu diperjuangkan,yaitu Peningkatan prosentase besaran Royalti dan Golden share saham perusahaan pertambangan ke pemda.
Karena menurut Ihsanudin, kedua hal tersebut bukanlah sesuatu yang tidak mungkin, perlu keberanian dan upaya yang keras, karena dengan adanya peningkatan royalty dan share saham kepada pemerintah daerah, maka pendapatanpun dapat ditingkatkan. “Tentunya ide ini harus menjadi kajian mendalam,”tandasnya.
Menurut Ihsanudin, pendapatan daerah dari pajak maupun royalti batubara selama ini masih sangat sedikit dibandingkan kekayaan yang dikeruk oleh perusahaan tambang yang ada di banua ini. “Kita prihatin melihat pendapatan daerah dari batubara ini masih sangat sedikit, apa artinya jadi salah satu daerah penghasil batubara terbesar,” pungkasnya.
Namun Ismail sebagai Humas PT Adaro menolak tudingan yang diberikan oleh Ihsanudin. Menurutnya PT. Adaro selama ini tidak mempunyai alat berat dikarenakan PT Adaro menggunakan pihak ketiga dalam penggarapan tambang yang menggunakan alat berat. “Saya kira hal itu tidak benar, kamilah yang pertama membayar pajak. Lagipula kami tidak mempunyai alat berat. Selama ini kami menggunakan pihak ketiga dalam menggunakan alat berat. Jadi agak aneh juga,” ujarnya.
Saya kira pihak dispenda perlu mencek ulang, yang mana yang kami tunggak. Selama ini kami selalu membayar pajak, bahkan yang pertama,” tandasnya. (mr-116)

Monday, May 2, 2011

Aksi Gila Mapala Kompas Borneo Unlam, Turuni Puncak Gedung Hotel



Peringati Hari Bumi dan Kartini

BANJARMASIN- Para pengguna jalan di Banjarmasin kemarin dihebohkan dengan “aksi gila” empat perempuan pemberani yang turun dari puncak hotel Arum untuk membentangkan banner berukuran 10x3 meter bertuliskan “cintailah bumi” kemarin siang (1/5). Aksi ini dilakukan oleh Mahasiswa Pencinta Alam (mapala) Kompas Borneo Unlam sebagai wujud konkrit untuk memperingati hari bumi.

Sekitar pukul 12 siang, dibawah terik matahari, empat orang mahasiswi ini mulai bersiap dari puncak atas gedung hotel. Walaupun ketinggian hotel hampir mencapai lebih dari lima lantai, mereka nampak tenang menuruni gedung dengan pengamanan seadanya, hanya menggunakan helm dan tali pengaman. Ke empat perempuan pemberani ini adalah Jamilah, Tutut, Hana dan Iveh. Mereka semua adalah mahasiswi angkatan 2010 dari Unlam.

Sebelumnya mereka melakukan aksi bersepeda masal sambil berorasi dan membagikan stiker kepada pengguna jalan. Mereka menyerukan kepada warga Banjarmasin agar menjaga lingkungan dan tidak mencemarinya. Ketua Mapala Kompas Borneo Unlam Anhariansyah mengatakan bahwa aksi mereka ini adalah yang pertama kali dilakukan oleh perempuan. Selain untuk memperingati hari bumi, ia juga ingin memperingati hari Kartini dengan memberikan kesempatan kepada perempuan untuk melakukan aksi yang boleh dibilang ekstrim ini.

“Aksi seperti ini adalah yang pertama dilakukan oleh perempuan. Hal ini selain untuk memperingati hari bumi juga sekaligus memperingati hari kartini,” ujarnya kepada Radar Banjarmasin. Walaupun hari bumi dan hari Kartini sudah lewat, namun menurut Anhariansyah, mereka ingin menyampaikan bahwa mencintai bumi dan menghormati kaum perempuan bukan hanya pada hari bumi maupun hari Kartini. Akan tetapi harus setiap saat. “Masa menjaga lingkungan hanya pada hari bumi, atau menghormati Kartini pada saat hari Kartini saja. Nah inilah yang ingin sampaikan kepada masyarakat bahwa menjaga lingkungan itu harus setiap hari,” imbuhnya.

Diceritakan Anhariansyah bahwa persiapan untuk melatih mental dan kesiapan empat perempuan yang melakukan aksi tersebut memang tak sembarangan. Mereka harus latihan setiap hari dan tak jarang melakukan latihan di atas jembatan Barito. “Tak sembarang juga, kami perlu latihan setiap hari. Pada awalnya memang ada rasa ketakutan juga dari mereka, masalahnya mereka semua kan perempuan. Akan tetapi setelah terbiasa pada saat latihan, mereka enjoy saja,” tuturnya.

“Ya kita bersyukur aksi ini bisa berjalan lancar dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, Semoga saja kami bisa membuka mata masyarakat bahwa menjaga lingkungan itu sangat penting,” tandasnya. Sementara itu Ipeh, salah satu dari empat perempuan pemberani itu menceritakan bahwa dirinya senang bisa berhasil, menurutnya itu adalah pengalaman yang tak akan terlupakan. “Alhamdulillah lancar, kami senang bisa melakukan aksi ini dengan sukses. Sempat agak gugup juga saat dipuncak, namun ya syukurlah bisa lancar-lancar saja,” ujarnya dengan senyum yang lebar. (mr-116)

Tuesday, April 26, 2011

DPRD Kalsel Serang Muchlis Gafuri




BANJARMASIN- Masalah iPad semakin membingungkan. Pasalnya ada kejadian yang tak biasa di DPRD Kalsel. Beberapa anggota DPRD Kalsel mengeraskan suara seusai rapat paripurna dengan kata-kata menolak iPad dan meminta agar iPad dibeli sendiri saja.

Beberapa anggota DPRD Kalsel yang bersuara tersebut beberapa dari fraksi PDIP. Diantaranya adalah Muhaimin SH MH dan Hermansyah. “Beli saja iPad dengan uang sendiri,” katanya agak keras sambil meninggalkan ruangan rapat paripurna.
Namun saat ditelusuri, hal ini dimaksudkan untuk menyindir Sekdaprov Kalsel Muchlis Gafuri yang juga berada dalam ruangan rapat tersebut. Beberapa anggota DPRD Kalsel ini merasa berang dengan pernyataan Muchlis Gafuri beberapa waktu lalu yang meminta agar para anggota DPRD Kalsel menggunakan hati nurani dan membeli iPad dengan menggunakan uang pribadi. “Saya meminta agar para anggota DPRD ini menilai dengan hati nurani. Beli saja iPad dengan menggunakan uang sendiri,” katanya beberapa waktu lalu.
Ketua DPRD Kalsel Nasib Alamsyah saat ditanya masalah iPad ini tak mau berkomentar dan hanya tersenyum. “Kalau ditanya masalah rebut-ribut iPad ini saya cuma tersenyum saja lah,” ujarnya. Sementara itu wakil ketua DPRD Kalsel dari fraksi Demokrat Iqbal Yudiannor mengaku bingung dengan pernyataan sekdaprov tersebut. Ia menilai Sekda agak plin-plan, masalahnya menurut keterangan Iqbal, justru sekdaprov lah yang menandatangani penganggaran iPad tersebut hingga disetujui.
“Pernyataan pak sekdaprov ini cukup membingungkan lah. Seharusnya dia konsisten. Kalau setuju bilang setuju, tapi kalau menolak, bilang saja dari awal. Perlu diketahui pak Sekdaprov juga setuju dan menandatangani usulan iPad ini,” cetusnya. DPRD Kalsel, sambung Iqbal, akan segera melakukan rapat pimpinan untuk membahas hal ini. Menurutnya pernyataan dari sekdaprov ini perlu dipertanyakan.
“Kami akan segera melakukan rapat pimpinan sesegera mungkin untuk membahas hal ini. Pernyatan sekdaprov ini perlu dipertanyakan. Beliau kan yang menandatangani persetujuan anggaran iPad ini sebagai ketua tim anggaran daerah. Jadinya agak lucu juga,” ungkapnya.
Sementara itu Riduansyah sebagai ketua fraksi PBR mengatakan bahwa dirinya juga akan melakukan rapat internal fraksi untuk membahas iPad ini untuk menyatakan menerima atau menolak usulan iPad ini. “Hanya ada dua pilihan bagi fraksi kami, menerima atau menolak. Itu saja,” ujarnya. Namun nampaknya usaha untuk menolak iPad ini akan susah. Pasalnya pengadaan iPad sekarang sudah selesai lelang dan sudah ada pemenang tender untuk pengadaan iPad tersebut.
Sementara itu pengamat hukum dari Lembaga Penalaran dan Diskusi Hukum Fakultas Hukum Unlam Muhammad mengatakan bahwa saling serang antara DPRD Kalsel dan Sekdaprov adalah hal yang agak lucu. Menurutnya pengadaan iPad itu adalah atas berdasar keputusan bersama antara eksekutif dan legislative, jadi agak rancu kalau tiba-tiba setelah disetujui salah satu pihak mengatakan menolak.

Monday, April 25, 2011

Rudy Dikritik Kurang Komunikasi



Kepada Para Anggota DPR RI Perwakilan Kalsel

BANJARMASIN- Habib Aboe Bakar Al Habsyi anggota DPR RI Dapil Kalsel dari komisi III kemarin (24/4) meminta Rudy Ariffin agar lebih berkomunikasi dengan baik kepada para anggota DPR RI Dapil Kalsel. Pasalnya selama ini ia merasa Gubernur Kalsel Rudy Ariffn tidak banyak meminta bantuan kepada mereka di DPR RI, sehingga mereka juga sulit untuk memperjuangkan Kalsel dalam hal anggaran dari pusat.
“Saya merasa Rudy Ariffin masih sangat kurang berkomunikasi dengan kami para anggota DPR RI asal Kalsel. Hal inilah yang menjadikan anggaran untuk Kalsel dari pusat turunnya tidak seperti yang diharapkan. Padahal kami siap untuk memperjuankan Kalsel ini,” ujarnya kepada.
Dijelaskannya bahwa selama ini Rudy masih belum memaksimalkan potensi wakil rakyat. “Selama ini sangat sedikit sekali komunikasi yang terjalin dengan kami. Seharusnya sebagai kepala daerah, dia berkoordinasi dengan baik. Bargaining power kita di pusat masih kurang, masih kalah dengan Kalteng,” katanya.
Kalsel, lanjut Habib Aboe, sekarang penerimaan anggaran dari pusat memang masih kurang. Padahal untuk pembangunan di Kalsel memerlukan dana yang tidak sedikit. Sebelumnya pembangunan terminal regional km 17 di Kalsel masih tersendat akibat tidak adanya komitmen dari pemerintah pusat dalam hal pendanaan terhadap pembangunan tersebut dari APBN. Selama ini Kalsel masih kalah dengan Kalteng yang mendapat dana dari APBN hingga Rp10,793 triliun lebih. Sedangkan seluruh dana APBN untuk Provinsi Kalimantan Selatan hanya sebesar 10 ,4 triliun yang terdiri dari DIPA Tahun Anggaran 2011 lingkup Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan dengan nilai Rp 4.541.858.288.000. dan dana transfer ke daerah tahun anggaran 2011 Daerah Provinsi /Kabupaten /Kota se Provinsi Kalsel dengan total nilai Rp 5.908.006.258.848,- untuk Pemprov Kalsel dan 13 Pemerintah kabupaten /Kota se Kalsel.
“Saya berharap agar Rudy Ariffin sebagai Gubernur Kalsel agar lebih menjalin komunikasi dengan kami. Kami ini siap membantu, kalau tidak ada permintaan dari Gubernur untuk meminta bantuan dalam memperjuangkan anggaran untuk Kalsel, maka susah juga memperjuangkan Kalsel ini. Jadi selain lobi yang kuat ke pusat, kita juga mesti ada keinginan yang kuat untuk memperjuangkan hal ini,” pungkasnya. (mr-116)

Friday, April 22, 2011

Tuntut Dewan Beli Ipad Sendiri

Dewan Tetap Mau iPad

BANJARMASIN- DPRD Kalsel kemarin (18/4) didemo oleh puluhan mahasiswa dari KAMMI Kalsel, namun wakil rakyat tersebut tetap pada pendirian pertama bahwa anggota DPRD Kalsel butuh iPad untuk “menghilangkan tumpukan draft” dan diganti dengan file di dalam iPad.

Puluhan mahasiswa yang merangsek masuk ke dalam gedung dewan tersebut akhirnya dapat bertemu dengan para wakil rakyat di DPRD Kalsel. Fathurrahman sebagai wakil ketua DPRD Kalsel didampingi beberapa anggota DPRD Kalsel yang lainnya berdiskusi dengan para aktivis tersebut. Sebelumnya massa yang bergerak dari bundaran Hotel Arum Banjarmasin itu meneriakkan “tolak iPad dan mobil” untuk anggota DPRD Kalsel. Dalam orasinya, Ryma Sofyan Sekjend KAMMI Kalsel mengatakan bahwa tidak ada hubungannya antara iPad dan meningkatnya kinerja dewan. Apalagi menurutnya, tingkat kemiskinan masih tinggi di Kalsel.

“Kami mempertanyakan, rakyat mana yang dibela oleh anggota DPRD Kalsel ini. Semuanya setuju untuk mendapat iPad. Ke mana hati nurani mereka. Apa tidak melihat rakyat masih kelaparan,kalau mau iPad jangan pakai uang rakyat. Beli saja sendiri,” cetusnya. Beberapa peserta aksi juga membentangkan spanduk dan poster berisikan penokan terhadap usulan iPad yang diusulkan olen DPRD Kalsel.

Wakil ketua DPRD Kalsel Fathurrahman mengatakan dihadapan puluhan mahasiswa, bahwa adanya iPad adalah persetujuan bersama dari seluruh anggota DPRD Kalsel. Jadi mau tidak mau mesti menjalankan prosedur. “Semua setuju secara bersama bahwa iPad memang perlu,” katanya. Namun pernyataan ini sangat ironis dengan beberapa pernyataan anggota DPRD Kalsel yang mengatakan tidak setuju dengan pengadaan iPad ini.

Ia juga mengatakan bahwa zaman yang sekarang sudah semakin canggih ini mau tidak mau menuntut dewan memerlukan iPad. Jadi ia tetap sepakat jika dewan difasilitasi dengan iPad. Sementara itu Rahmat sebagai koordinator aksi menganggap anggota dewan kebanyakan bohong. “Masa mereka mengatakan hanya menerima iPad saja, padahal kami tahu bahwa merekalah yang mengusulkan, jangan munafik lah sebagai wakil rakyat. Kami yakin dalam hatinya mereka sadar bahwa rakyat masih banyak miskin. Tapi nafsu merekalah yang menutup hati mereka,” katanya.

Perdebatan berlangsung alot, pihak mahasiswa bersikeras bahwa iPad masih belum pantas diberikan kepada dewan. Mahasiswa menganggap, dewan rata-rata sudah mampu membeli iPad sendiri. Oleh karena itu menurut mereka, tak pantas wakil rakyat “mengemis “ kepada rakyat minta dibelikan iPad. “Kalau alasannya untuk menunjang kinerja, kenapa mereka tak mau menyisihkan uang untuk membeli iPad yang dikatakan penting itu dengan uang sendiri. Dari sini sudah bisa kita ketahui, bahwa mental korup masih ada. Siapa yang bisa menjamin dengan adanya iPad, dewan jadi tambah kinerjanya,” tangkasnya.

Sampai akhir diskusi tak ada kesepakatan antara wakil rakyat dan mahasiswa ini. DPRD Kalsel tetap ingin iPad, sedangkan mahasiswa mengancam akan melakukan aksi lanjutan dengan masa lebih besar, dan akan meminta Gubernur untuk tidak menandatangani anggaran untuk iPad tersebut. “Kalau seperti ini kami akan melakukan aksi lanjutan, hingga iPad batal dengan massa yang lebih besar. Kalau perlu kami akan meminta Gubernur untuk tidak menyetujui anggaran untuk iPad ini,” ancamnya. (mr-116)

Sunday, April 17, 2011

Parah, Anggota DPRD Kalsel Minta Mobil dan iPad



Agar Tak Kehujanan

BANJARMASIN- Kemarin minta iPad, lagi-lagi anggota DPRD Kalsel berulah dengan meminta mobil dengan alasan “kalau hujan tak kehujanan” dan menunjang kinerja DPRD Kalsel. Namun sebagian lain menolak hal itu dan menganggap ulah “curhat temannya” itu kelewatan.
Riduan MS dari fraksi PBR mengatakan bahwa seharusnya semuan anggota DPRD Kalsel mendapatkan mobil untuk menunjang kinerja sebagai wakil rakyat. Selain itu ia juga mengatakan bahwa seandainya rapat paripurna anggota dewan banyak yang tidak hadir karena hujan, maka jangan disalahkan. Karena dengan tidak adanya mobil mereka bisa sakit flu karena hujan.
“Seharusnya semua anggota DPRD Kalsel mendapat fasilitas mobil untuk menunjang kinerja. Masalahnya bukan apa-apa, siapa yang mau turun rapat paripurna kalau hari hujan. Bisa-bisa kita bersin-bersin dan sakit flu,” ujarnya kepada Radar Banjarmasin kemarin (16/4). Dengan begitu kalau saja satu mobil harganya mencapai 300 juta, maka untuk memfasilitasi semua anggota DPRD Kalsel dengan mobil diperlukan setidaknya anggaran sebesar 15 Miliar. Sungguh bukan angka yang sedikit.
Sebelumnya DPRD Kalsel juga membuat masyarakat tercengang dengan mengusulkan pengadaan iPad, sebuah komputer canggih yang harganya mencapai 10 juta perbuah itu untuk semua anggota DPRD Kalsel. Ketua fraksi PBR Riduansyah SH saat dikonfirmasi tentang ulah anggota fraksinya tersebut mengatakan bahwa seharusnya, sebagai anggota fraksi harus ada rapat dulu dengan fraksi jika akan mengeluarkan peryataan yang controversial tersebut. “Ini yang harus diperhatikan. Seharusnya anggota fraksi harus berkoordinasi dulu di rapat internal kalau ingin menyampaikan peryataan yang sekontroversial itu,” tangkasnya. Namun Riduansyah sendiri sebagai ketua fraksi PBR tidak sepakat dengan usulan dari teman se fraksinya itu. Menurutnya itu terlalu berlebihan. Cukup pimpinan dan ketua komisi saja yang mendapat fasilitas mobil.
“Saya pribadi tidak sepakat dengan hal itu. Menurut saya hal itu agak berlebihan. Cukup pimpinan dan ketua komisi saja yang mendapat fasilitas mobil itu,” jelasnya. Pernyataan dari anggotanya itu lanjut Riduasnyah, akan segera diklarifikasi kepada yang bersangkutan, kalau perlu mendapat teguran. “Ya nanti akan kami coba kalrifikasi dulu, kalau memang benar akan coba kami bicarakan lagi,” imbuhnya.
Selama ini di DPRD Kalsel memang disediakan fasilitas mobil untuk pimpinan dan ketua komisi, adapun ketua fraksi juga mendapat fasilitas itu walaupun secara tertulis tidak ada peraturan yang mengharuskan ketua fraksi harus dapat mobil. “Semua ada aturannya, kalau memang untuk pimpinan sih tidak masalah, tapi kalau semuanya dapat mobil rasanya kurang pas,” pungkasnya.
Sementara itu yang bersangkutan mempertanyakan, kenapa anggota DPRD Kalsel tidak mendapatkan fasilitas mobil. Padahal menurutnya posisinya sejajar dengan Gubernur. Kalau di pemerintahan saja, ujarnya, ketua bagian sudah dapat mobil. (mr-116)

Friday, April 15, 2011

Keuangan Unlam Tak Lengkap?



BANJARMASIN- Adanya laporan dari BAPPENAS terkait laporan keuangan Unlam yang tak lengkap kemarin (14/4) ditanggapi oleh para mahasiswa Unlam. Prof. Dr. Ruslan medapat beberapa pertanyaan dari beberapa mahasiswa terkait hal tersebut. Mereka mempertanyakan kenapa sampai Unlam tidak mempunyai laporan keuangan yang lengkap.
Andri dari BEM Fakultas Hukum tidak menyangka kalau Unlam sebagai tempat ia menuntut ilmu malah ternyata tidak mempunyai laporan keuangan yang lengkap. Hal itulah yang membuatnya meminta Rektor Unlam agar bisa menjelaskan hal tersebut, walaupun kabarnya laporan keuangan tersebut adalah laporan keuangan dari kepemimpinan rector yang terdahulu.
“Kami ingin mempertanyakan kepada pak Rektor tentang laporan keuangan yang tidak beres. Apalagi dari 23 perguruan tinggi yang ada di Indonesia, Unlam menjadi salah satu perguruan tinggi dari tiga perguruan tinggi yang mempunyai laporan keuangan tak lengkap,” ujarnya kepada Radar Banjarmasin kemarin. Selain itu, lanjut Andri, dirinya dan kawan-kawan di BEM Fakultas Hukum merasa bahwa keuangan Unlam harus segera diperbaiki dan lebih transparan. “Seharusnya ini bisa dijelaskan segera agar tidak menjadi berlarut-larut,” cetusnya.
Sementara itu ketua BEM Fakultas Hukum Unlam Fazlur Rahman juga meminta Rektor Unlam bisa menjelaskan hal tersebut dan memperbaiki, agar ke depannya catatan buruk ini tak terulang lagi. “Kita minta pak Rektor bisa menjelaskan ini, ke depannya kalau ini masih terjadi kan cukup tidak baik untuk nama baik Unlam sendiri,” ujarnya.
Prof. Dr. Ir. Ruslan sendiri kemarin juga memberikan klarifikasi terhadap pemberitaan yang santer terdengar di media. Menurutnya Unlan sudah mencoba memberikan laporan keuangan setransparan mungkin. Ia juga mengaku sudah melakukan koordinasi dengan mahasiswa melalui BEM Unlam terkait transparansi keuangan Unlam. “Kami sudah benar-benar mencoba transparan dalam memberikan laporan keuangan Unlam,” imbuhnya. “Apalagi visi misi saya saat menjabat menjadi rektor memang untuk memajukan Unlam, salah satunya dengan adanya transparansi keuangan tersebut. Jadi tidak benar kalau dikatakan Unlan tidak transparan,” tangkasnya.
Sementara itu presiden BEM Unlam Arif Syubhan saat dihubungi Radar Banjarmasin tidak mau berkomentar banyak terkait masalah keuangan Unlam yang tak beres tersebut. Menurutnya masalah ini ia serahkan kepada pihak rektorat untuk menindaklanjutinya sebagai bahan evaluasi. “Saya tidak mau berkomentar banyak. Yang jelas ini jadi bahan pembelajaran bagi kita bersama dan saya kira pihak rektorat Unlam juga harus terpacu untuk membuktikan bahwa Unlam bisa menjadi yang terdepan,” tandasnya.
Beberapa waktu lalu pembantu rektor III Unlam Prof. Dr. Ir. Idiannor mengatakan bahwa kemungkinan laporan keungan Unlam yang tak lengkap tersebut adalah peninggalan dari kepemimpinan rektor Unlan yang sebelumnya. (mr-116)

Sunday, April 10, 2011

DPRD Kalsel Ketularan DPR RI



Terkait Pembangunan Gedung Baru

BANJARMASIN- Wakil ketua DPRD Kalsel Fathurrahman memberikan keterangan terkait adanya perbedaan pendapat tentang pembangunan gedung DPRD Kalsel yang baru di Banjarbaru kemarin (9/4). Ia mengatakan pembangunan gedung baru DPRD Kalsel tidak mungkin dilakukan dalam waktu dekat.

“Kita perlu melihat masalah ini dengan kepala dingin, pasalnya wacana ini memang bisa menjadi pembahasan yang sensitif. Jangan sampai nantinya wacana ini malah disalahartikan,” ujarnya kepada Radar Banajarmasin. Fathurrahman masih tetap pada pemikirannya bahwa berdasarkan UU MD3 Gedung DPRD Kalsel masih harus berada di Banjarmasin dan bukan di Banjarbaru. Namun saat ditanya kenapa sampai ada perbedaan pendapat dikalangan dewan, ia hanya berkomentar singkat. “Perbedaan itu biasa, namun yang jelas gedung DPRD Kalsel belum bisa dibangun yang baru di Banjarbaru dalam waktu dekat ini,” imbuhnya.
Perbedaan pendapat ini memang cukup menarik sebelumnya. Pasalnya antara ketua dan wakil masih ada silang pendapat tentang bisa tidaknya gedung DPRD Kalsel dibangun di Banjarbaru. Di satu sisi ketua DPRD Kalsel Nasib Alamsyah mengatakan bahwa gedung DPRD Kalsel memang akan dibangun yang baru di Banjarbaru, di sisi lain waki ketua DPRP Kalsel Riswandi dan Fathurrahman mengatakan bahwa gedung DPRD Kalsel tak bisa dibangun yang baru dalam waktu dekat.
Setelah masyarakat diguncangkan dengan pembangunan gedung DPR RI senilai 1 triliun lebih, kini DRPD Kalsel juga mulai ketularan. Dibentuknya PURT (Pantian Urusan Rumah Tangga) DPRD Kalsel memang sudah terendus bakal menjadi alat untuk mempermulus pembangunan gedung baru DPRD Kalsel tersebut.
Fathurrahman sendiri beberapa waktu yang lalu menjelaskan bahwa PURT berbeda dengan Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) seperti DPR RI, sifatnya hanya sementara, serta tidak menjadi salah satu alat kelengkapan dewan. “PURT ini sifatnya ad hock, yang diperlukan sementara dalam pembahasan anggaran dewan tahun depan,” jelasnya.
Sementara itu kemarin para wakil anggota DPRD ini Nampak berkumpun di dalam ruangan ketua DPRD Kalsel. Apa yang menjadi isi pembicaraan tidak dibeberkan, namun Riswandi yang juga wakil ketua DPRD Kalsel mengakui adanya pembicaraan mengenai kencangnya isu yang berhembus bahwa gedung DPRD Kalsel bakal dibangun di Banjarbaru.
“Ya memang ada pembicaraan, namun hanya pembicaraan bisa saja lah. Yang jelas masalah ini jangan terlalu dibesar-besarkan. Saya tetap pada pendirian bahwa selama Banjarmasin menjadi ibukota provinsi, maka tak bisa gedung DPRD Kalsel dibangun yang baru di Banjarbaru,” pungkasnya.
Apakah akan ada rapat khusus lanjutan untuk masalah tersebut, Riswandi tak mau berkomentar banyak. PURT yang sebelumnya dikatakan hanya membantu Badan Anggaran untuk menyusun rencana kerja, program kegiatan maupun anggarannya, sekarang malah berkembang menjadi semakin luas. (mr-116)

Wednesday, April 6, 2011

Politisi Golkar Kalsel Minta Nurdin Turun




BANJARMASIN- Adanya kisruh di PSSI karena adanya sikap terbaru dari FIFA juga ditanggapi oleh ketua DPRD Kalsel yang juga politisi Golkar Nasib Alamsyah kemarin (6/4). Mantan pengurus klub sepak bola Peseban ini setuju jika Nurdin Halid diturunkan dari jabatan ketua PSSI. Namun ia menyayangkan sikap Menpora yang dianggapnya terlalu mencampuri PSSI.

“Saya kira sikap dari PSSI Kalsel juga perlu. Kalau saya secara probadi melihat prestasi yang ditunjukkan oleh Nurdin, maka memang sudah sepantasnya ia turun dari ketua PSSI Kalsel,” ujarnya. Namun Nasib menilai sikap Menpora Andi Malarangeng terlalu mencampuri internal PSSI. “Namun saya menyayangkan adanya campur tangan dari Menpora yang saya kira berlebihan,” tambahnya.

Sebelumnya PSSI Kalsel memang menjadi sasaran aksi demonstrasi untuk menuntut Nurdin mundur dari jabatan ketua PSSI yang sudah dijabatnya selama dua periode. Keputusan Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) yang mengambil alih PSSI mendapat tanggapan beragam di daerah. Mayoritas pengurus menyambut baik keputusan FIFA. Hanya Ketua Pengurus Provinsi PSSI Sulawesi Selatan Kadir Halid yang menyatakan masih akan menunggu surat resmi dari FIFA.

“Pasalnya, kisruh PSSI akibat adanya campaur tangan ini malah berlarut dan akhirnya diambil-alih FIFA. Kepengurusan Nurdin Halid di PSSI kan dibekukan Menegpora,” cetusnya. “ Buakannya malah tambah baik, malah muncul keputusan FIFA yang membuat malu sebagai bangsa. Nurdin memang sepantasnya diturunkan, akan tetapi jangan sampai ini terlalu dipolitisasi,” katanya.
Sekadar informasi sebelumnya beberapa anggota DPR RI menilai keputusan pemerintah membekukan PSSI karena dinilai melanggar aturan yang tertuang di statuta, dianggap hanya untuk mengejar kekuasaan bukan perubahan ditubuh PSSI sendiri. Perlu diketahui, pemerintah melalui Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, telah membekukan kepengurusan PSSI dibawah Ketua Umum Nurdin Halid dan Sekjen Nugraha Besoes.
“Untuk itu saya berharap agar PSSI Kalsel juga mengambil sikap, dan bisa memberikan sumbangsih untuk penyelesaian masalah kisruh PSSI ini,” katanya. Sebelumnya aksi pengumpulam seribu tanda tangan juga pernah dilaksanakan di Banjarmasin untuk menuntut Nurdin mundur. Kisruh PSSI ini bahkan menjadi isu nasional. Pasalnya hampir di semua daerah terjadi aksi demonstrasi menuntut Nurdin mundur. (mr-116)

Sunday, April 3, 2011

Mahasiswa IAIN Antasari Pro Kontra



Terkait Wacana Perubahan Status Perguruan Tinggi

BANJARMASIN- Rencana perubahan IAIN Antasari menjadi UIN (Universitas Islam Negeri) ditanggapi oleh beberapa mahasiswa. Beberapa menganggap perubahan tersebut hanya akan menambah biaya kuliah mereka dan menjadikan perguruan tinggi ini menjadi kehilangan nilai-nilai Islam di kampus.
“Saya terus terang saja tidak setuju kalau IAIN Antasari dijadikan UIN. Dengan format institut seperti sekarang saja biayanya juga lumayan, apalagi kalau jadi universitas. Kalau bisa sih tetap jadi institut saja,” ujar Saini dari Fakultas Tarbiyah kepada Radar Banjarmasin, kemarin (2/4).
Saini yang sedang duduk di semester delapan ini mengaku khawatir kalau-kalau dengan menjadi universitas, ke Islaman di kampus akan semakin berkurang. Karena kalau menjadi universitas, maka secara otomatis siapapun boleh mendaftar, walaupun tidak berjilbab sekalipun.
“Saya khawatir nantinya kampus kami yang sudah Islami ini malah jadi berkurang nilai keislamannya. Kalau sekarang mahasiswi wajib berjilbab, maka dengan menjadi UIN, ada kemungkinan mahasiswi malah banyak yang tidak menutup auratnya dengan berjilbab,” katanya.
Wacana IAIN Antasari menjadi UIN memang sudah digaungkan. Hal ini ditengarai bisa membuat IAIN Antasari bisa menjadi lebih berkembang.
Lain hal dengan Saini, Sofyan dari sebagai mantan ketua BEM Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari mengatakan bahwa ia setuju saja jika IAIN Antasari menjadi UIN. Pasalnya ia melihat dengan menjadi universitas, IAIN Antasari bisa lebih berkembang. Selain itu bukan hanya bisa berkembang, pembangunan dari segi fisikpun bisa semakin pesat.
“Kalau saya sih setuju saja kalau IAIN menjadi UIN. Dengan begitu bisa berkembang dan lebih maju,” katanya.
Namun ia memberikan catatan bahwa nantinya kalau IAIN menjadi UIN, maka jangan sampai kehilangan identitas ke Islamannya. Ia mewanti-wanti kalau sampai benar nantinya IAIN menjadi UIN maka harus ditegaskan bahwa mahasiswinya harus tetap menggunakan jilbab.
“Namun tetap saja ada catatannya. Jangan sampai nantinya IAIN setelah menjadi UIN malah kehilangan identitasnya. Jadi harus ditegaskan lagi kalau mahasiswinya harus menggunakan jilbab dan kalau bisa potensi keislaman yang sudah ada jangan sampai malah luntur,” ujarnya.
Sofyan sangat mengharapkan agar nantinya para petinggi kampusnya bisa mendengarkan hal tersebut. Ia mengatakan bahwa hal tersebut adalah suara-suara yang sering ia dengar dari mayoritas mahasiswa IAIN Antasari.
“Saya harap suara kami ini bisa didengar. Suara ini adalah suara dari kawan-kawan mahasiswa IAIN Antasari yang sering kami dengar. Intinya silahkan saja jadi UIN asalkan nilai-nilai keislaman ini tidak luntur. Kalau hal ini nantinya diabaikan, biar nanti berhadapan dengan para mahasiswa,” pungkasnya. (mr-116)

Carikan Nelayan Usaha Alternatif



Tak Hanya Bisa Mencari Ikan

Cuaca buruk dan tidak menentu yang sering terjadi di Kalsel berdampak pada nasib para nelayan di sepanjang pesisir Kalsel. Tahun ini gelombang besar berlangsung lebih lama, sehingga musim libur nelayan juga lebih panjang. Hal ini jelas mengurangi pendapatan mereka.

SYAM INDRA PRATAMA, Banjarmasin

Komisi II DPRD Kalsel menganggap perlunya sosialisasi atau pelatihan kepada nelayan untuk mencari alternatif selain melaut. Misalnya untuk beradaptasi dengan perubahan iklim yang ekstrem, maka bisa mencari alternatif penghasilan dengan mencari kerang, berdagang, atau membuat kerajinan. Bantuan kepada para nelayan dalam bentuk kapal yang lebih modern dan lampu bawah laut pun dinilai penting untuk memperkecil resiko kalau-kalau ada nelayan yang masih tetap melaut.
“Melihat kondisi cuaca yang tidak menentu dan sering buruk ini, saya kira para nelayan perlu diberikan semacam sosialisasi dan bantuan untuk mengembangkan usaha alternatif pada saat tidak melaut. Selama ini mungkin sudah ada, namun belum maksimal,” kata Ketua Komisi II DPRD Kalsel Ihsanuddin kepada Radar Banjarmasin, kemarin (3/4).
Sebagai contoh, nelayan di Marunda Jakarta Utara, mereka membuat kerajinan alas kaki dan keset dari limbah industri garmen. Upah yang mereka terima Rp 30.000 per hari per orang. Upah tersebut menjadi penopang hidup, selain upah mereka sebagai buruh bangunan.
Adaptasi tidak hanya dalam sumber mata pencarian, tetapi juga pola makan, menyesuaikan dengan keuangan.
Para nelayan memang tidak bisa menghindari adanya perubahan iklim serta seringnya cuaca buruk ini, namun yang mungkin bisa dilakukan bagaimana mereka bisa beradaptasi dan menemukan usaha alternatif yang kemudian bisa menopang kehidupan mereka selama tidak melaut.
“Itulah yang mesti kita pikirkan bersama, agar nasib nelayan tak lagi hanya bergantung pada melaut. Hal ini jelas perlu proses dan tidak mudah. Setidaknya pemerintah daerah bisa bergerak memberikan bantuan atau memberikan pelatihan bagaimana mengembangkan usaha alternatif tersebut,” katanya.
Ihsanudin juga menilai bahwa cuaca buruk ini adalah fenomena nasional yang juga menjadi masalah nasional. “Pemerintah menyebut fenomena cuaca ekstrem sebagai bencana sosial. Oleh karena itu, tahun ini pemerintah menggulirkan bantuan beras sebanyak 13.271 ton untuk kebutuhan selama 14 hari. Bantuan tersebut diberikan kepada 473.983 nelayan di 41 kabupaten/kota di 20 provinsi. Respons pemerintah menangani dampak cuaca ekstrem di kampung nelayan, bisa saja terhambat akurasi data dan status kebencanaan,” paparnya. (mr-116)

Saturday, April 2, 2011

Pencemaran Air Kalsel Parah



BANJARMASIN- Kondisi lingkungan Kalsel yang kian jeblok berdasarkan data dari Kementrian Lingkungan Hidup (LH) karena adanya pencemaran air direspon oleh Komisi III DPRD Kalsel. Pencemaran yang banyak disebabkan karena adanya air raksa yang masuk akibat tambang batubara ini dinilai harus segera ditindak.
“Dengan adanya data dari kementerian LH yang memberikan fakta bahwa Kalsel menjadi salah satu daerah dengan keadaan lingkuna terburuk adalah sebuah fakta yang seharusnya bisa membuat kita sadar bahwa kerusakan lingkungan kuat sudah kian parah,” ujar anggota komisi III DPRD Kalsel Ibnu Sina kepada Radar Banjarmasin kemarin (2/4). Menurut Ibnu resiko tercemarnya air sungai tidak mungkin dihindari jika pertambangan membabi buta masih terjadi. Menurutnya para kepala daerah harus membatasi Ijin Usaha Pertambangan (IUP) yang sekarang sangat banyak.
“Salah satunya agar bisa mengurangi tercemarnya air di sungai akibat tambang, maka kepala daerah yang bersangkutan harus membatasi dan lebih selektif dalam meberikan IUP. Selain itu analisis dampak lingkungan akibat pertambangan juga harus diperketat lagi. Semakin banyak tambang, semakin besar resiko tercemarnya air,” katanya.
Selama ini daerah-daerah seperti Tanah Bumbu, Tabalong, dan HSU adalah daerah dengan nilai pencemaran yang cukup memprihatinkan. Beberapa waktu yang lalu DPRD HSU bahkan membentuk pansus khusus untuk mengurangi produksi tambang. Pansus yang juga melakukan kunjungan ke kementrian LH tersebut menemukan bahwa air sungai di Amuntai sudah tercemar dan menganggu kesehatan bagi yang mengkonsumsi airnya dalam jangka panjang. Selain itu setiap tahun banjir kian bertambah besar melanda Amuntai.
“Air adalah salah satu indikator sejauh mana pencemaran sudah terjadi. Kalau air sebagai sesuatu yang sangat penting dalam menopang kehidupan tercemar, maka kasian masyarakat sekitar yang akan menjadi korban,” imbuhnya. Melihat hal tersebut Ibnu juga menekankan perlunya moratorium IUP atau penangguhan ijin usaha pertambangan selama pencemaran masih dalam tingkat yang memprihatinkan. “Komisi III sudah sejak lama menggaungkan moratorium tambang ini. Menurut kamu moratorium harus segera dilaksanaka, namun yang jelasn perlu keseriusan dan kerja sama juga dari pihak eksekutif,” tandasnya.
Moratorium tambang dinilai dapat menekan tingkat pertambangan yang jumlahnya kian tahun kian bertambah. Beberapa waktu yang lalu Dewan Nasional Perubahan Iklim dari kementrian LH yang berkunjung ke DPRD Kalsel sudah mewanti-wanti bahwa dengan adanya aktivitas tambang seperti sekarang saja, beberapa daerah dinilai menjadi daerah bahaya banjir yang bisa menelan korban jiwa. Selain itu adanya akitivitas tambang di Pulau Laut Kabupaten Kotabaru juga diprediksi bakal memperparah kerusakan lingkungan dan 2100 Pulau laut diprediksi bakal tenggelam. (mr-116)

Tuesday, March 29, 2011

Membaca Sejarah sang Ideolog Majapahit


Sebuah usaha mengungkap makna)
Oleh : Syam Indra Pratama*

Kita bisa membaca sejarah masa lalu dengan melihat bukti-bukti sejarah yang sudah ada. Kita bisa mengatakan bahwa kerajaan Kutai ada, karena ada bukti prasasti yang menyertainya. Kita bisa mengatakan bahwa Majapahit ada karena Borobudur berdiri tegak dengan arsitektur mengagumkan pada masanya. Begitu juga ketika kita membaca sejarah, bahwa ternyata Indonesia sejak dahulu sudah mempunyai tradisi berpikir. Salah satunya Gadjah mada yang mempunyai konsep Nusantara dan sumpah Palapanya. Kalau kita coba membayangkan bagaimana Gadjah Mada merealisasikan konsepnya, maka rasanya bisa dikatakan ia sebagai idiolog pada saat itu. Idenya tentang Nusantara bukan hal yang mudah dan juga sesuatu pemikiran yang jauh dari masanya saat itu. Konsep Nusantara di bawah naungan Majapahit pada saat itu adalah sebuah konsep ekspansi, invansi, dan penaklukan yang butuh pemikiran yang tidak sembarangan.
Sebelum kita masuk dalam pembahasan mengenai bagaimana relevansi ideology sekelas gadjah mada dengan ideology yang ada pada Indonesia sekarang ini, ada baiknya kita ulas sedikit sejarah sang Patih yang saya ambil dari wikipedia ini :

Gajah Mada (wafat k. 1364) adalah seorang panglima perang dan tokoh yang sangat berpengaruh pada zaman kerajaan Majapahit.. Menurut berbagai sumber mitologi, kitab, dan prasasti dari zaman Jawa Kuno, ia memulai karirnya tahun 1313, dan semakin menanjak setelah peristiwa pemberontakan Ra Kuti pada masa pemerintahan Sri Jayanagara, yang mengangkatnya sebagai Patih. Ia menjadi Mahapatih (Menteri Besar) pada masa Ratu Tribhuwanatunggadewi, dan kemudian sebagai Amangkubhumi (Perdana Menteri) yang mengantarkan Majapahit ke puncak kejayaannya.
Gajah Mada terkenal dengan sumpahnya, yaitu Sumpah Palapa, yang tercatat di dalam Pararaton. Ia menyatakan tidak akan memakan palapa sebelum berhasil menyatukan Nusantara. Meskipun ia adalah salah satu tokoh sentral saat itu, sangat sedikit catatan-catatan sejarah yang ditemukan mengenai dirinya. Wajah sesungguhnya dari tokoh Gajah Mada, saat ini masih kontroversial. Pada masa sekarang, Indonesia telah menetapkan Gajah Mada sebagai salah satu Pahlawan Nasional dan merupakan simbol nasionalisme dan persatuan Nusantara
Tidak ada informasi dalam sumber sejarah yang tersedia saat pada awal kehidupannya, kecuali bahwa ia dilahirkan sebagai seorang biasa yang naik dalam awal karirnya menjadi Begelen atau setingkat kepala pasukan Bhayangkara pada Raja Jayanagara (1309-1328) terdapat sumber yang mengatakan bahwa Gajah Mada bernama lahir Mada sedangkan nama Gajah Mada kemungkinan merupakan nama sejak menjabat sebagai patih.
Dalam pupuh Désawarnana atau Nāgarakṛtāgama karya Prapanca yang ditemukan saat penyerangan Istana Tjakranagara di Pulau Lombok pada tahun 1894 terdapat informasi bahwa Gajah Mada merupakan patih dari Kerajaan Daha dan kemudian menjadi patih dari Kerajaan Daha dan Kerajaan Janggala yang membuatnya kemudian masuk kedalam strata sosial elitis pada saat itu dan Gajah Mada digambarkan pula sebagai "seorang yang mengesankan, berbicara dengan tajam atau tegas, jujur dan tulus ikhlas serta berpikiran sehat".
Menurut Pararaton, Gajah Mada sebagai komandan pasukan khusus Bhayangkara berhasil memadamkan Pemberontakan Ra Kuti, dan menyelamatkan Prabu Jayanagara (1309-1328) putra Raden Wijaya dari Dara Petak. Selanjutnya di tahun 1319 ia diangkat sebagai Patih Kahuripan, dan dua tahun kemudian ia diangkat sebagai Patih Kediri.
Pada tahun 1329, Patih Majapahit yakni Aryo Tadah (Mpu Krewes) ingin mengundurkan diri dari jabatannya. Dan menunjuk Patih Gajah Mada dari Kediri sebagai penggantinya. Patih Gajah Mada sendiri tak langsung menyetujui, tetapi ia ingin membuat jasa dahulu pada Majapahit dengan menaklukkan Keta dan Sadeng yang saat itu sedang memberontak terhadap Majapahit. Keta dan Sadeng pun akhirnya dapat ditaklukan. Akhirnya, pada tahun 1334, Gajah Mada diangkat menjadi Mahapatih secara resmi oleh Ratu Tribhuwanatunggadewi (1328-1351) yang waktu itu telah memerintah Majapahit setelah terbunuhnya Jayanagara.

Ketika pengangkatannya sebagai patih Amangkubhumi pada tahun 1258 Saka (1336 M) Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa yang berisi bahwa ia akan menikmati palapa atau rempah-rempah (yang diartikan kenikmatan duniawi) bila telah berhasil menaklukkan Nusantara. Sebagaimana tercatat dalam kitab Pararaton dalam teks Jawa Pertengahan yang berbunyi sebagai berikut “Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tañjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompu, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa”
bila dialih bahasakan mempunyai arti : “Beliau, Gajah Mada sebagai patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa, Gajah Mada berkata bahwa bila telah mengalahkan (menguasai) Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa, bila telah mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa”
Walaupun ada sejumlah pendapat yang meragukan sumpahnya, Gajah Mada memang hampir berhasil menaklukkan Nusantara. Dimulai dengan penaklukan ke daerah Swarnnabhumi (Sumatera) tahun 1339, pulau Bintan, Tumasik (sekarang Singapura), Semenanjung Malaya, kemudian pada tahun 1343 bersama dengan Arya Damar menaklukan Bedahulu (di Bali) dan kemudian penaklukan Lombok, dan sejumlah negeri di Kalimantan seperti Kapuas, Katingan, Sampit, Kotalingga (Tanjunglingga), Kotawaringin, Sambas, Lawai, Kendawangan, Landak, Samadang, Tirem, Sedu, Brunei, Kalka, Saludung, Sulu, Pasir, Barito, Sawaku, Tabalung, Tanjungkutei, dan Malano.
Pada zaman pemerintahan Prabu Hayam Wuruk (1350-1389) yang menggantikan Tribhuwanatunggadewi, Gajah Mada terus melakukan penaklukan ke wilayah timur seperti Logajah, Gurun, Sukun, Taliwung, Sapi, Gunungapi, Seram, Hutankadali, Sasak, Bantayan, Luwu, Makassar, Buton, Banggai, Kunir, Galiyan, Salayar, Sumba, Muar (Saparua), Solor, Bima, Wandan (Banda), Ambon, Wanin, Seran, Timor, dan Dompo.

Terdapat dua wilayah di Pulau Jawa yang seharusnya terbebas dari invasi Majapahit yakni Pulau Madura dan Kerajaan Sunda karena kedua wilayah ini mempunyai keterkaitan erat dengan Narrya Sanggramawijaya atau secara umum disebut dengan Raden Wijaya pendiri Kerajaan Majapahit (Lihat: Prasasti Kudadu 1294 dan Pararaton Lempengan VIII, Lempengan X s.d. Lempengan XII dan Invasi Yuan-Mongol ke Jawa pada tahun 1293) sebagaimana diriwayatkan pula dalam Kidung Panji Wijayakrama.

Dalam Kidung Sunda[18] diceritakan bahwa Perang Bubat (1357) bermula saat Prabu Hayam Wuruk mulai melakukan langkah-langkah diplomasi dengan hendak menikahi Dyah Pitaloka putri Sunda sebagai permaisuri. Lamaran Prabu Hayam Wuruk diterima pihak Kerajaan Sunda, dan rombongan besar Kerajaan Sunda datang ke Majapahit untuk melangsungkan pernikahan agung itu. Gajah Mada yang menginginkan Sunda takluk, memaksa menginginkan Dyah Pitaloka sebagai persembahan pengakuan kekuasaan Majapahit. Akibat penolakan pihak Sunda mengenai hal ini, terjadilah pertempuran tidak seimbang antara pasukan Majapahit dan rombongan Sunda di Bubat; yang saat itu menjadi tempat penginapan rombongan Sunda. Dyah Pitaloka bunuh diri setelah ayahanda dan seluruh rombongannya gugur dalam pertempuran. Akibat peristiwa itu langkah-langkah diplomasi Hayam Wuruk gagal dan Gajah Mada dinonaktifkan dari jabatannya karena dipandang lebih menginginkan pencapaiannya dengan jalan melakukan invasi militer padahal hal ini tidak boleh dilakukan.
Dalam Nagarakretagama diceritakan hal yang sedikit berbeda. Dikatakan bahwa Hayam Wuruk sangat menghargai Gajah Mada sebagai Mahamantri Agung yang wira, bijaksana, serta setia berbakti kepada negara. Sang raja menganugerahkan dukuh "Madakaripura" yang berpemandangan indah di Tongas, Probolinggo, kepada Gajah Mada. Terdapat pendapat yang menyatakan bahwa pada 1359, Gajah Mada diangkat kembali sebagai patih; hanya saja ia memerintah dari Madakaripura.

Sebagai salah seorang tokoh utama Majapahit, nama Gajah Mada sangat terkenal di masyarakat Indonesia pada umumnya. Pada masa awal kemerdekaan, para pemimpin antara lain Sukarno sering menyebut sumpah Gajah Mada sebagai inspirasi dan "bukti" bahwa bangsa ini dapat bersatu, meskipun meliputi wilayah yang luas dan budaya yang berbeda-beda. Dengan demikian, Gajah Mada adalah inspirasi bagi revolusi nasional Indonesia untuk usaha kemerdekaannya dari kolonialisme Belanda.
Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta adalah universitas negeri yang dinamakan menurut namanya. Satelit telekomunikasi Indonesia yang pertama dinamakan Satelit Palapa, yang menonjolkan perannya sebagai pemersatu telekomunikasi rakyat Indonesia. Banyak kota di Indonesia memiliki jalan yang bernama Gajah Mada, namun menarik diperhatikan bahwa tidak demikian halnya dengan kota-kota di Jawa Barat.

MENGAMBIL MAKNA
Inilah yang akan kita bahas di sini. Sebagai seseorang yang dilahirkan di masa kerajaan Majapahit, gadjah Mada mempunyai sebuah pemikiran yang visioner. Mempunyai karakter yang kuat, dan mempunyai keinginan yang kuat sebagai perekat. Inilah yang nampaknya membuat Gadjah Mada dengan konsepnya, berhasil menaklukkan beberapa kerajaan lain. Hingga bersatu di bawah Nusantara.

Berbeda dengan Indonesia saat ini. Kita belum mempunyai seorang pemikir yang mempunyai karakter yang kuat. Indonesia sebagai Negara yang multikuturalisme memerlukan pemimpin yang mampu berperan sebagai perekat. Kalau Gadjah mada dengan armada perangnya saja berhasil menyatukan Nusantara, lalu bagaimanakah dengan kita?
Kita mesti belajar pada sejarah masa lalu. Di mana Indonesia berjaya sebagai sebuah bangsa yang besar. Mungkin sekarang kita sudah berada pada zaman di mana keadaan semakin cepat berubah, aliran informasi sedemikian cepat. Namun bedanya adalah sekarang kita belum mempunyai Pemikir yang mempunyai karakter kuat, visioner, dan berjiwa perekat seperti Gadjah Mada dahulu. Siapakah selanjutnya?

*Ketua Umum KAMMI Kalsel

Monday, March 28, 2011

Banjarmasin Perlu Contoh Jakarta

BANJARMASIN- Banjarmasin sebagai salah satu kota besar di Indonesia setiap tahun memang bertambah padat. Dengan semakin padatnya bangunan dan penduduk, maka tidak bisa dipungkri kemungkinan nantinya Banjarmasin bakal kekurangan ruang terbuka hijau. Melihat kenyataan hal tersebut, ketua DPRD Kalsel Kol. Purn. Nasib Alamsyah merasa Banjarmasin perlu mencontoh Jakarta.
“Kalau kita lihat Banjarmasin memang bertambah padat dari tahun ke tahun. Tentu hal ini nantinya bisa menyebabkan Banjarmasin menjadi kota yang padat dengan bangunan dan kekurangan ruang terbuka hijau. Jadi saya rasa sejak sekarang kita juga perlu memikirkan hal itu untuk nasib anak cucu kita,” ujarnya kepada beberapa wartawan beberapa waktu yang lalu.
Ia menilai pengelolaan untuk penghijauan di Jakarta sudah lumayab bagus. Misalnya saja untuk tanah yang berukuran 100 meter, maka 70 persennya harus dijadikan terbuka dan ditanami tumbuhan, Sedangkan 30 persennya lagi untuk dibangun bangunan.
“Jakarta saya lihat lumayan bagus. Walaupun masih saja mendapat kritikan. Di sana kalau kita memilik tanah, maka 70 persennya harus dijadikan terbuka dan ditanami tumbuhan, sedangkan 30 persennya bari dibuat bangunan,” jelasnya. Hal ini bertujuan agar Jakarta yang sudah semakin padat itu ada tersedia ruang terbuka hijau. Kita lihat di jalan-jalan juga marak ditanam pohon-pohn untuk penghijauan,” imbuhnya.
Hal itulah yang menurut Nasib bisa ditiru oleh Banjarmasin dalam masalah penghijauan dan penyediaan ruang terbuka hijau. “Hal ini tentu bisa kita contoh, misalnya saja di Banjarmasin. Kita tentu sekarang masih melihat Banjarmasin masih memiliki daerah hijau, akan tetapi kita berpikir ke depan, agar nantinya ketika Banjarmasin semakin padat, kiat sudah bisa mengantisipasi,” katanya.
Kota Banjarmasin sebagai ikon Kalsel memang sedang mengalamai pertumbuhan pembangunan yang cukup pesat. Bangunan ruko hampir bisa kita lihat di sepanjang jalan dan bahkan daerah-daerah yang sebelumnya tidak ada ruko, sekaran mulai dibangun ruko. Belum lagi banyaknya lahan terbuka yang sekarang disulap menjadi perumahan-perumahan. Hal ini jelas akan semaki bertambah seiring dengan bertambahnya waktu.
“Kita lihat saja sekarang Banjarmasin pertumubuhannya memang semakin meningkat. Oleh karena itu penyediaan ruang terbuka hijau ini memang penting. Apalagi ditengah-tengah perubahan iklim seperti sekarang ini. Ruang terbuka hijau diperlukan untuk menyerap emisi gas rumah kaca,” jelasnya.
Ia mengharapkan ke depannya Banjarmasin bisa juga meniru Jakarta dalam penghijauan. Selama ini ia melihat Banjarmasin memang akan mengarah menjadi kota metropolitan. Sehingga ia menilai perlu ada aturan yang mengatur pembangunan dan penghijuan secara berkesinambungan. (mr-116)