Total Pageviews

Thursday, October 27, 2011

Wagub Rencanakan Jalan Tol

Menghubungkan Empat Kabupaten
BANJARMASIN-Kalsel bakal mempunyai jalan tol baru yang akan menghubungkan empat kabupate/kota sekaligus, yaitu Banjarmasin, Banjar, Banjarbaru, dan Tanah Laut. Rencananya di akhir 2011 ini akan diadakan pra survei untuk mengkaji bagaimana nantinya jalan tol ini dibangun. “Rencananya akhir 2012 ini akan ada pra survei untuk mengkaji rencana pembangunan jalan tol yang akan menghubungkan empat kabupaten/kota ini. Bukan hanya itu, nantinya juga akan disambung ke arah Hulu Sungai,” ungkap Wakil Gubernur Kalsel, Rudy Resnawan (26/10) siang. Setelah dilakukan pra survei, di tahun 2012 akan dilaksanakan possibility study untuk menentukan kelayakan lahan dan rancangan jalan tol itu sendiri. Menurutnya, dengan adanya jalan tol tersebut, akan membantu kelancaran transportasi bagi masyarakat Kalsel. Yang dampaknya nanti akan mempengaruhi distribusi barang kebutuhan pokok dan lain-lain di Kalsel. “Pada 2012 nanti, setelah pra survei akan dilakukan possibility study. Dengan itu kita akan mengkaji kelayakan lahan, pengerjaan teknis, waktu, dan hal teknis lain yang berhubungan dengan pembangunan jalan tol ini,” urainya. Jalan tol (di Indonesia disebut juga sebagai jalan bebas hambatan) adalah suatu jalan alternatif untuk mengatasi kemacetan lalu lintas ataupun untuk mempersingkat jarak dari satu tempat ke tempat lain. Untuk masalah biaya pembangunan, Rudy mengatakan masih belum mengetahui berapa pastinya jumlah dana yang diperlukan untuk membangun jalan tol tersebut. Adanya kekhawatiran dari berbagai pihak bahwa Kalsel tidak akan cukup membiayai pembangunan jalan tol tersebut dianggapnya harus dihilangkan. “Untuk masalah biaya jangan dipikirkan dulu, yang penting kita sudah punya rencana. Kalau kita berpikir biaya terus, bisa-bisa tidak jadi dibangun. Kita harus optimis proyek ini berhasil, karena jelas untuk masyarakat juga,” kata Rudy. Saat ditanya berapa perkiraan panjang dari jalan tol yang akan menghubungkan empat wilayah sekaligus ini, Rudy mengaku masih belum mengetahui. Pasalnya untuk menghubungkan empat kabupaten/kota tersebut jelas bukanlah jalan yang pendek. “Berapa panjangnya kita belum tahu pasti, yang jelas jalan ini cukup panjang, karena menghubungkan empat kabupaten/kota,” ujarnya.

Tuesday, October 25, 2011

Idul Adha Diprediksi Bareng

BANJARMASIN-Perayaan Hari Raya Idul Adha di Kalsel diprediksi bakal berbarengan dan tak berbeda seperti tahun yang lalu. Ketinggian hilal diperkirakana bakal berada di atas em pat derajat. Sehingga hal ini memungkinkan Idul Adha akan dilakukan serempak di Kalsel dan tidak ada perbedaan. Kemenag Kalsel sendiri akan melakukan rukyatul hilal pada tanggal 27 Oktober nanti untuk melihat posisi hilal. Hal ini disampaikan langsung oleh seorang ahli ilmu falaq di Kemenag Kalsel. “Kemungkinan besar Idul Adha bisa bareng dan tidak berbeda. Hal ini karena posisi hilal yang dieprkirakan bakal diatas empat derajat. Sehingga hal ini akan bisa memugkinkan Idul Adha dilaksanakan serempak di Kalsel,” ujar Mubarak kepada Radar Banjarmasin kemarin (21/10) siang. Lebih lanjut ia menjelaskan, walaupun begitu, pihaknya masih belum bisa memastikan kapan Idul Adha, karena masih menunggu hasil rukyatul hilal nanti pada tanggal 27 Oktober nanti. Sebelumnya ada kepastian dari Rukyatul Hilal tersebut, dirinya mengaku belum bisa memberikan kepastian. “Kita menunggu hasil Rukyatul Hilal dulu, jadi belum bisa memastikan kapan Idul Adha. Kita akan melakukan Rukyatul Hilal dulu, baru bisa memastikan. Jadi saya harap masyarakat bisa bersabar. Namun kemungkinan akan sama, dan tidak berbeda,” urainya. Kemenag Kalsel sendiri akan melaksanakan Rukyatul Hilal seperti biasa di atas gedung Bank Kalsel. Tempat itu memang menjadi langganany Kemenag Kalsel untuk melakukan rukyatul Hilal menentukan kapan hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. “Untuk tempat rukyatul hilal, kita masih seperti biasa. Nantinya insya Allah akan dilaksanakan di atas gendung Bank Kalsel. Memang tiap tahun biasanya kita melakukannya di sana,” jelasnya lagi. Caranya Rukyatul Hilal sendiri adalah dengan melakukan pemantauan bulan dengan menggunakan alat canggih bernama theodolite. Salah satu warga Kayu Tangi, Banjarmasin, Saddam, berharap pelaksanaan Idul Adha tidak ada perbedaan. Karena menurutnya, jika ada perbedaan jadi kurang meriah dan suasanya berbeda. “Kalau saya jelas berharap Idul Adha bisa digelar bersamaan. Bagaimanapun juga, kalau berbarengan itu kan lebih meriah dari pada berbeda-beda,” tandasnya.

Mesjid Sultan Suriansyah di Banjarmasin

Di kampung Kuin baulah masigit, Mesjid Sultan Suriansyah dibari ngaran...” (lirik lagu Pangeran). Mendengar lagu yang diciptakan oleh Anang Ardiansyah tersebut, maka kita akan teringat dengan Mesjid Sultan Suriansyah yang menjadi bukti sejarah adanya Kerajaan Banjar di Kalsel. SYAM INDRA PRATAMA, Banjarmasin.
Menyusuri Sungai Kuin Alalak Banjarmasin yang menuju ke Pasar Terapung, sudah pasti akan melewati sebuah bangunan mesjid bersejarah di Kalsel. Mesjid berarsitektur mirip dengan pola ruang dari arsitektur Mesjid Agung Demak tersebut memang menjadi sebuah bangunan yang menjadi saksi, bagaimana Banjarmasin dari masa ke masa. Mulai dari Bandarmasih dipimpin oleh seorang raja, sampai Banjarmasin dipimpin walikota seperti sekarang ini. Bagi wisatawan yang berkunjung ke Banjarmasin, Mesjid Sultan Suriansyah memang menjadi tempat tujuan. Karena jika ingin menuju Pasar Terapung, biasanya wisatawan memilih memulai perjalanan dengan kelotok (baca: perahu motor) di dermaga sungai depan mesjid ini. Mesjid Sultan Suriansyah atau yang dikenal juga dengan sebutan Mesjid Kuin ini berada di Jalan Kuin Utara, Kelurahan Kuin Utara, Kecamatan Banjarmasin Utara. Salah satu pengunjung bernama Taufik mengatakan, jika ia ingin ke Pasar Terapung, ia selalu datang ke Mesjid Sultan Suriansyah terlebih dahulu. Salat subuh di sana, baru kemudian menuju Pasar Terapung. “Saya kalau ke Pasar Terapung selalu ke mesjid ini. Biasanya sih dengan teman-teman. Salat subuh dulu di masjid, nah baru ke Pasar Terapung. Kalau kesiangan, keburu sepi dan pedagangnya pada bubar,” ujarnya. Kalau kita dari jalan A.Yani, terus saja menuju jalan S Parman arah ke Unlam Banjarmasin. Ketika menemukan jembatan, belok kiri pada belokan ke dua. Nah kurang lebih 3 Km lagi sudah sampai di Mesjid Sultan Suriansyah. “Gampang saja menuju mesjid ini. Tidak susah kok, paling hanya setengah jam saja dari pusat kota Banjarmasin,” lanjutnya. Selain menjadi tempat ibadah, Mesjid Sultan Suriansyah ternyata juga membawa berkah bagi para pengemudi kelotok yang melayani perjalanan pariwisata ke Pasar Terapung Kuin dan Pulau Kembang. Tiap setelah salat subuh, terutama pada hari Minggu, para pengemudi kelotok ini sudah datang ke dermaga depan mesjid. Mesjid Kuin merupakan salah satu dari tiga mesjid tertua yang ada di kota Banjarmasin pada masa Mufti Jamaluddin (Mufti Banjarmasin). Mesjid yang lainnya adalah Mesjid Besar (Mesjid Jami) dan Mesjid Basirih. Mesjid Sultan suriansyah masuk dalam 10 Masjid tertua di Indonesia. Di mesjid ini berbagai acara keagamaan Islam digelar. Mulai dari salat lima waktu berjamaah, salat Jumat, salat tarawih pada saat bulan Ramadan dan salat Idul Fitri dan Idul Adha.
GO! Press Penerbitan buku baru. Insya Allah akan hadir di tengah-tengah keperluan asupan "gizi" dengan buku-buku bermutu. Go! Press, wadah buku referensi, motivasi, sastra, dan fiksi.

Monday, October 24, 2011

Evolusi: Inspirasi bagi Marx dan Engels
Filsafat Materialisme, yang lahir di Yunani Kuno, memperoleh kemenangan di abad ke-19. Filsafat kuno ini meraih keberhasilannya melalui dua tokoh filsuf Jerman, Karl Marx dan Friedrich Engels. Marx dan Engels berusaha menjelaskan filsafat materialis, yang bertahan hidup selama berabad-abad, dengan penjelasan baru bernama “dialektika”. Secara singkat, dialektika beranggapan bahwa segala perubahan yang terjadi di alam semesta adalah akibat dari konflik persaingan dan kepentingan pribadi antar kekuatan yang saling bertentangan. Marx dan Engels menggunakan dialektika untuk menjelaskan keseluruhan sejarah dunia. Analisis sederhana oleh Marx menyatakan bahwa sejarah kemanusiaan didasarkan pada konflik, dan konflik yang ada saat ini adalah antara kaum buruh dan masyarakat kelas atas. Ia meramalkan bahwa kaum buruh pada akhirnya akan menyadari bahwa harapan satu-satunya adalah agar mereka bersatu dan melakukan revolusi. Marx dan Engels memiliki kebencian mendalam terhadap agama. Sebagai ateis tulen, mereka menegaskan bahwa penghapusan agama adalah perlu demi keberhasilan Komunisme. Saat Marx dan Engels sedang merumuskan pandangannya, muncul perkembangan penting yang dapat memberikan dukungan bagi teori mereka. Darwin muncul ke permukaan dengan bukunya The Origin of Species. Darwin menyatakan bahwa di alam kehidupan, makhluk hidup berevolusi dan bertahan hidup akibat adanya perjuangan untuk mempertahankan hidup. Apa lagi ini kalau bukan dialektika? Lagi pula, ini adalah dialektika yang muncul untuk mengingkari segala peran agama termasuk adanya penciptaan atau Pencipta. Ini adalah kesempatan emas bagi Marx dan Engels. Engels membaca buku Darwin segera setelah terbit dan menulis kepada Karl Marx: “(Buku) Darwin, yang kini sedang saya baca, sungguh mengagumkan”. Karl Marx menjawab: “Ini adalah buku yang berisi dasar berpijak pada sejarah alam bagi pandangan kita.” Engels sangat terpengaruh oleh teori Darwin sehingga, dalam upaya memberi sumbangsih pada teori tersebut, ia menulis artikel berjudul: “Peran yang Dimainkan Kaum Buruh dalam Peralihan dari Kera ke Manusia”. Dengan segera, Engels mengumpulkan seluruh gagasan evolusionisnya dalam sebuah buku berjudul “Dialectics of Nature”. Buah Komunisme di Uni Sovyet Pandangan Karl Marx dan Engels tumbuh dan berkembang subur, khususnya setelah kematian mereka. Vladimir Ilyich Lenin adalah yang pertama menerapkan revolusi komunis sebagaimana dicita-citakan Karl Marx. Lenin adalah pemimpin pergerakan komunis Bolshevik di Rusia. Saat itu, rejim Tsar diperintah oleh dinasti Romanov. Kaum Bolshevik di bawah pimpinan Lenin sedang menunggu kesempatan untuk menumbangkan rejim Tsar dengan kekuatan. Kekacauan akibat Perang Dunia Pertama memunculkan peluang yang ditunggu-tunggu kaum Bolshevik. Di bulan Oktober 1917, mereka berhasil mengambil alih kekuasaan. Setelah revolusi, Rusia menjadi ajang perang saudara berdarah antara kaum komunis melawan para pendukung Tsar. Siapapun yang dianggap musuh oleh kaum komunis, termasuk keluarga Romanov, dibunuh secara sadis. Sebagaimana gurunya, yakni Karl Marx dan Engels, Lenin pun seorang evolusionis tulen, dan seringkali menegaskan bahwa teori Darwin adalah dasar berpijak filsafat materialis dialektika yang ia agungkan. Trotsky adalah nama penting kedua dalam revolusi Bolshevik. Ia juga sangat menekankan pentingnya Darwinisme, dan menyatakan dukungannya kepada Darwin dengan mengatakan. "Penemuan Darwin adalah kemenangan tertinggi dialektika di seluruh alam kehidupan." Joseph Stalin, sang diktator Partai Komunis paling kejam, menggantikan Lenin pada tahun 1924. Menengok tiga puluh tahun pemerintahan teror Stalin, siapapun hampir pasti akan berkata bahwa kebijakan Stalin secara umum adalah untuk membuktikan kekejaman komunisme. Di antara kebijakan pertamanya adalah menghilangkan kepemilikan tanah secara individu. Ia mengerahkan tentara untuk memaksa petani, yang berjumlah 80% dari populasi, agar menggabungkan tanah mereka menjadi lahan-lahan luas kolektif milik pemerintah. Biji-bijian tanaman pangan dipanen oleh tentara bersenjata. Kelaparan pun melanda, merenggut nyawa pria, wanita dan anak-anak. Tapi Stalin terus saja mengekspor stok makanan daripada memberi makan penduduknya. Menurut perhitungan, sekitar sepuluh juta petani tewas dalam tahun-tahun ini. Enam juta orang mati kelaparan di Ukraina. Dua puluh persen penduduk Kazakhstan lenyap. Di Kaukasus saja, angka kematian mencapai satu juta. Stalin mengirim ribuan para penentang kebijakannya ke kamp kerja paksa di Siberia. Kamp-kamp ini, tempat para tahanan dipekerjakan sampai mati, menjadi kuburan bagi kebanyakan mereka. Di samping itu, puluhan ribu orang dibunuh oleh polisi rahasia Stalin. Di wilayah Krimea dan Turkistan, jutaan orang juga dipaksa pindah ke daerah-daerah terpencil di Uni Soviet. Akibat kebijakan berdarah Stalin, sekitar tiga puluh juta orang mati terbunuh. Menurut para ahli sejarah, Stalin merasakan kenikmatan tersendiri dari kekejaman ini. Di kantornya di Istana Kremlin, ia merasa senang ketika memeriksa daftar orang-orang yang dieksekusi dan dibunuh. Selain karena kondisi kejiwaannya, yang menjadikan Stalin pembunuh masal kejam adalah keyakinan kuatnya pada filsafat materialis. Dan dasar berpijak filsafat ini, dalam pengertian Stalin, adalah teori evolusi Darwin. Ia mengatakan:. "Tiga hal yang kita lakukan agar tidak melecehkan akal para pelajar seminari kita. Kita harus mengajarkan mereka usia bumi, asal-usul bumi, dan ajaran-ajaran Darwin." Satu lagi yang menunjukkan keyakinan buta Stalin pada teori evolusi adalah penolakan hukum genetika Mendel oleh sistem pendidikan Soviet. Sejak awal abad ke-20, hukum Mendel telah diterima oleh kalangan ilmuwan – kecuali di Uni Soviet. Penemuan ini menggugurkan klaim Lamarck, yang sebagiannya juga diyakini Darwin, tentang “pewarisan sifat-sifat dapatan kepada generasi berikutnya”. Ilmuwan Rusia Lysenko menganggap hal ini sebagai pukulan berat terhadap teori evolusi, dan merumuskan teori alternatif Lamarckis. Stalin kagum atas ide Lysenko dan kemudian mengangkatnya sebagai kepala lembaga-lembaga ilmiah milik pemerintah. Hingga kematian Stalin, ilmu genetika tidak diterima di lembaga-lembaga ilmiah Uni Soviet. Evolusi dan Komunisme Cina Selama pemerintahan totaliter Stalin, rejim komunis lainnya yang berlandaskan Darwinisme didirikan di Cina. Pada tahun 1949, setelah perang saudara yang panjang, kaum komunis memenangkan kekuasaan di bawah pimpinan Mao Tse Tung. Mao mendirikan rezim penindas dan berdarah, sebagaimana sekutunya Stalin yang memberinya banyak dukungan. Hukuman mati yang tak terhitung jumlahnya terjadi di China. Sekitar tiga puluh juta orang mati kelaparan akibat kebijakan kejam Mao. Selama Revolusi Kebudayaan, kelompok pemuda militan yang disebut “Pasukan Pengawal Merah Mao” menghempaskan negeri ini dalam kekacauan dan ketakutan. Mao menjelaskan landasan filosofis rezimnya dengan menyatakan secara terang-terangan bahwa: “Sosialisme Cina didirikan di atas Darwin dan teori evolusi”. Ahli sejarah universitas Harvard, James Reeve Pusey juga mengakui pengaruh Darwinis pada Maoisme. Dalam bukunya yang berjudul “China and Charles Darwin”, Pusey mengatakan: Darwin telah membenarkan perubahan dan revolusi dengan kekerasan. Sungguh, ini adalah satu di antara hal paling berharga yang diberikan Darwin pada China. Dan ini betul-betul sesuai dengan pemikiran Mao Tse Tung. (James Reeve Pusey, China and Charles Darwin, Harvard University Press, Cambridge Massachusetts, 1983, hlm. 450-51) Komunisme telah menyebabkan teror, perang gerilya dan perang saudara di banyak negara. Di Kamboja, Khmer merah komunis membantai hampir sepertiga dari penduduk negeri. Manusia dibunuh hanya karena mengambil sedikit makanan dari lahan pertanian kolektif atau mengucapkan perkataan yang bertentangan dengan komunisme. Bukti-bukti pembantaian Kamboja menampakkan kebiadaban komunisme tanpa perlu dijelaskan lagi. Selama seratus lima puluh tahun, ideologi komunis, yang identik dengan pertikaian dan peperangan, senantiasa berjalan beriringan dengan Darwinisme. Kini, kaum Marxis dan komunis masih merupakan pendukung utama Darwinisme. Di hampir setiap negara, pendukung terdepan teori evolusi cenderung berpandangan Marxis. Mudah dipahami, sebab sebagaimana perkataan Karl Marx sendiri, teori evolusi berisi dasar berpijak pada sejarah alam bagi ideologi materialisnya. Kesimpulan Darwinisme muncul seratus lima puluh tahun yang lalu. Sejak itu, bencana yang ditimbulkan pada manusia adalah kebrutalan para diktator, rasisme, penyiksaan, penganiayaan dan peperangan. Ini adalah akibat alamiah yang dimiliki Darwinisme dan materialisme terhadap umat manusia. Filsafat gabungan ini, yang menganggap manusia tak lebih dari spesies hewan, yang hanya meyakini “materi”, dan yang menyatakan bahwa pertikaian adalah hukum alam yang tak berubah, akan menghilangkan sifat kemanusiaan dan menghancurkan masyarakat. Penyebab sesungguhnya dari semua ini adalah keingkaran manusia terhadap Pencipta mereka sendiri. Masyarakat yang berpaling dari Allah, dan terpedaya oleh dogma seperti materialisme, menjadi rentan terhadap segala bentuk kerusakan. Akibatnya, mereka menderita kesengsaraan, ketakutan dan kebinasaan. Allah menyatakan hal ini dalam firman-Nya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar-Ruum, 30:41) Kedamaian, keadilan dan ketentraman akan terwujud hanya jika Darwinisme dan materialisme diungkap kepada dunia sebagai kebohongan sebagaimana wajah asli mereka, dan ketika manusia mengetahui tujuan penciptaannya, yaitu mengabdi kepada Penciptanya, mengabdi kepada Allah.

Oleh : Syam Indra Pratama

Cerpen : FOTO Entah mulai sejak kapan aku mulai kencanduan untuk mengetik apa saja di notebook ku yang mungil ini. Barangkali karena kecepatan mengetikku yang sudah jauh lebih cepat dari yang dulu, sebelum aku menggilai menulis dan membuat tulisan. Walaupun mengetiknya masih mengandalkan sebelas jari alias dua jari telunjuk tangan kanan dan kiri. Namun sore ini aku sangat heran, kenapa jari ini rasanya sangat kaku, hampir-hampir tak sampai satu paragraf pun yang aku ketikkan di notebook ku ini. Padahal aku sudah memilih duduk di siring laut, di depan kantor DPRD Kotabaru.
Jauh-jauh aku ke sini, 12 jam naik bus dari Banjarmasin, sampai pantat panas dan bau badan seperti ikan asin, bahkan menyeberang laut menggunakan kapal feri. Hanya untuk merasakan nikmatnya mengetik di notebook sambil duduk di pinggir siring, melihat kapal dan menyapa angin segar yang dikirim dari laut. Ah, aku langsung saja ke inti permasalahannya. Bukan apa-apa, aku risih betul dengan orang-orang yang dari tadi mondar-mandir berfoto-foto ria di belakangku. Sebenarnya posisi ku ini sudah cukup bagus menghadap ke laut. Hanya saja suara mereka itu membuat konsentrasi ku pecah, sedangkan untuk mengalah pindah duduk, aku tak mau. Bagiku, merekalah yang harus menjauh. “Oke, satu . . . . dua. . . .ti ti ti gaaa…,” kata salah seorang dari mereka yang dari tadi sibuk foto-foto. Aku tak tahu mereka itu datangnya dari mana. Apakah mereka datang dari pelosok Kalsel yang tak pernah sama sekali ke Kotabaru atau apalah, aku tak mau tahu, yang jelas mereka sudah menggangu sekali. Satu menit, dua menit, sampai hampir tiga puluh menit ku dengarkan, mereka masih saja berfoto-foto. Aku sangat gengsi melihat ke belakang, karena fokusku dari awal kan memang untuk menulis. Bukan untuk memperhatikan mereka yang agaknya termasuk golongan “gila” foto-foto itu. Tapi aku rasa ini sudah sangat keterlaluan, masa untuk sekadar foto-foto saja sampai selama itu. Ya ampun. Kacau, kacau, kacauuuu. Aku jadi tidak bisa mengetik satu paragraf pun. Aku putuskan untuk melihat siapa mereka itu sebenarnya. Tapi aku masih gengsi. Aku tahan-tahan saja dulu, sambil menunggu-nunggu barangkali jari-jariku ini sudah siap mengetik kembali. Kembali ku tunggu satu menit, dua menit, hingga lima belas menit. “Senyum ya, satu…. Duaa.. tiiiigaaaa,” kata salah seorang dari mereka lagi. Urrggghhhhhh habis sudah kesabaranku. Tak bisa terbendung lagi. Aku langsung berdiri dan berbalik. **** “woi-woi bangun mas, ngigau ya. Ini kita baru sampai di dermaga, mau menyeberang ke Kotabaru. Kok masnya teriak-teriak sendiri,” ujar sopir bus di sebelahku. Walah-walah, ternyata aku masih belum sampai ke Kotabaru, eh malah mimpi, soalnya ketiduran di bus. Sopir bus itu nampaknya jengkel, karena tiba-tiba saja aku mengumpatnya sambil tidur. Mudahan saja, tak ada orang-orang seperti dalam mimpi itu saat aku sampai di Kotabaru. ***

Saturday, October 15, 2011

Toples



Aduh sulit bu, Edo malas belajar membaca, Edo mau main sama teman-teman Bu…”, keluh Edo pada ibunya. Namun dengan penuh kasih sayang dan kelembutan, sang ibu terus saja mengajari anaknya yang baru duduk dikelas satu sekolah dasar Harapan Bangsa. “ Ayo dong do, kamu pasti bisa kalau mau belajar. Nanti ibu bikinkan kue bolu kesukaanmu deh…”, kata ibunya sambil tersenyum ramah. “ Oke deh bu, he..he..he…”, jawab edo kembali bersemangat. Edo mulai belajar membaca lagi, namun tetap kesulitan dalam mengeja huruf-huruf yang dilihatnya.
Edo nampak kelelahan setelah belajar membaca, siang itu Edo langsung terlelap. Dengan penuh kasih sayang Ibu Edo menggendongnya ketempat tidur dan menjaganya, sembari berpikir bagaimana agar anak ini bisa membaca dengan baik. Sementara Edo tidur, Ibunya membuatkan kue bolu kesukaan Edo. Ibunya Edo memang jago deh, kalo bikin kue.
Mencium aroma wangi kue bolu yang sudah jadi , Edo terbangun dan berlari kedapur. Anak kecil yang lucu dengan pipi lembem dan tidak terlalu gemuk ini memang sangat menggemaskan, apalagi kalau tertawa, duh… lucu banget deh. “ Bu, kue kesukaan Edo mana? Edo mau dong…”, pintanya dengan manja. “ Tenang do, ini sudah ibu buatkan khusus untuk anak ibu yang pintar”, sahut ibunya ramah dan penuh tatapan kasih sayang. Melihat senyuman dan wajah ibunya yang penuh kasih sayang , Edo selalu tersenyum. “ Tapi Edo harus milih dulu ya, kuenya ada didalam salah satu toples yang ada diatas meja. Disalah satu toples itu sudah ibu kasih tulisan mana yang bolu dan mana yang kosong. Kalo Edo bisa baca dengan baik , pasti bisa mendapatkan bolu kesukaan Edo”. Dengan semangat , Edo berusaha mengeja tulisan dua buah toples tersebut. Wajahnya yang serius terlihat lucu sambil sesekali mengaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Karena kesulitan, Edo lalu memilih salah satu toples tersebut dan ternyata yang dipilihnya memang benar berisi bolu. “ Wah, anak ibu memang hebat ya, ternyata sudah mulai bisa baca”, kata ibunya antusias. “ Edo pun bingung, padahal ia tidak bisa membaca tulisan di toples itu, tetapi hanya menebak asal-asalan saja.
Disinilah, ternyata hal itu adalah cara ibu Edo agar membuat anaknya bersemangat lagi dalam belajarmembaca dengan baik. Edo yang selalau diberi semangat pun menjadi termotivasi dan terpacu dalam membaca. Dalam pikirannya ia memang sudah bisa membaca hanya saja semangat belajar si anak masih kurang. Hal inilah akhirnya yang membuat si Ibu memakai teknik tebak kue bolu dan ternyata punya pengaruh yang luar biasa dalam perkembangan belajarnya. Sampai disaat Ia bnar-benar bisa membaca dengan baik, barulah ia sadar kalo ibunya memang seorang Ibu dan Pengajar yang terbaik. Saat itu Ia bisa membaca tulisan di dua toples yang bertuliskan “ Ibu Sayang Edo”. Ternyata itulah yang dituliskan Ibunya dalam goresan pena penuh cinta dan kasih yang diberikan untuk anak tercintanya. Betapa kekuasaan cinta, kasih sayang dan keikhlasan sangat mempengaruhi kehidupan manusia kingga dewasa. Edo pun masih menyimpan dua toples kasih sayang pemberian ibunya dulu. Walaupun ibunya kini telah tiada, namun ia tetap selalu mengenang ibunya dan berusaha juga memberikan kasih sayang yang tulus kepada istri dan buah hatinya sebagaimana yang diajarkan ibunya dulu kepadanya. Subhanallah.