Total Pageviews

Monday, May 2, 2011

Aksi Gila Mapala Kompas Borneo Unlam, Turuni Puncak Gedung Hotel



Peringati Hari Bumi dan Kartini

BANJARMASIN- Para pengguna jalan di Banjarmasin kemarin dihebohkan dengan “aksi gila” empat perempuan pemberani yang turun dari puncak hotel Arum untuk membentangkan banner berukuran 10x3 meter bertuliskan “cintailah bumi” kemarin siang (1/5). Aksi ini dilakukan oleh Mahasiswa Pencinta Alam (mapala) Kompas Borneo Unlam sebagai wujud konkrit untuk memperingati hari bumi.

Sekitar pukul 12 siang, dibawah terik matahari, empat orang mahasiswi ini mulai bersiap dari puncak atas gedung hotel. Walaupun ketinggian hotel hampir mencapai lebih dari lima lantai, mereka nampak tenang menuruni gedung dengan pengamanan seadanya, hanya menggunakan helm dan tali pengaman. Ke empat perempuan pemberani ini adalah Jamilah, Tutut, Hana dan Iveh. Mereka semua adalah mahasiswi angkatan 2010 dari Unlam.

Sebelumnya mereka melakukan aksi bersepeda masal sambil berorasi dan membagikan stiker kepada pengguna jalan. Mereka menyerukan kepada warga Banjarmasin agar menjaga lingkungan dan tidak mencemarinya. Ketua Mapala Kompas Borneo Unlam Anhariansyah mengatakan bahwa aksi mereka ini adalah yang pertama kali dilakukan oleh perempuan. Selain untuk memperingati hari bumi, ia juga ingin memperingati hari Kartini dengan memberikan kesempatan kepada perempuan untuk melakukan aksi yang boleh dibilang ekstrim ini.

“Aksi seperti ini adalah yang pertama dilakukan oleh perempuan. Hal ini selain untuk memperingati hari bumi juga sekaligus memperingati hari kartini,” ujarnya kepada Radar Banjarmasin. Walaupun hari bumi dan hari Kartini sudah lewat, namun menurut Anhariansyah, mereka ingin menyampaikan bahwa mencintai bumi dan menghormati kaum perempuan bukan hanya pada hari bumi maupun hari Kartini. Akan tetapi harus setiap saat. “Masa menjaga lingkungan hanya pada hari bumi, atau menghormati Kartini pada saat hari Kartini saja. Nah inilah yang ingin sampaikan kepada masyarakat bahwa menjaga lingkungan itu harus setiap hari,” imbuhnya.

Diceritakan Anhariansyah bahwa persiapan untuk melatih mental dan kesiapan empat perempuan yang melakukan aksi tersebut memang tak sembarangan. Mereka harus latihan setiap hari dan tak jarang melakukan latihan di atas jembatan Barito. “Tak sembarang juga, kami perlu latihan setiap hari. Pada awalnya memang ada rasa ketakutan juga dari mereka, masalahnya mereka semua kan perempuan. Akan tetapi setelah terbiasa pada saat latihan, mereka enjoy saja,” tuturnya.

“Ya kita bersyukur aksi ini bisa berjalan lancar dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, Semoga saja kami bisa membuka mata masyarakat bahwa menjaga lingkungan itu sangat penting,” tandasnya. Sementara itu Ipeh, salah satu dari empat perempuan pemberani itu menceritakan bahwa dirinya senang bisa berhasil, menurutnya itu adalah pengalaman yang tak akan terlupakan. “Alhamdulillah lancar, kami senang bisa melakukan aksi ini dengan sukses. Sempat agak gugup juga saat dipuncak, namun ya syukurlah bisa lancar-lancar saja,” ujarnya dengan senyum yang lebar. (mr-116)

No comments:

Post a Comment